MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mendorong Bank Sumut untuk meningkatkan dan memperkuat pembiayaan di sektor pertanian.
Langkah ini diyakini Edy bisa membantu petani agar tak terjerat rentenir.
"Banyak petani di daerah ini yang akhirnya merugi karena meminjam modal kepada rentenir," kata Edy saat menghadiri acara penandatanganan kerja sama antara Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumut, DPD Pemuda Tani Indonesia Sumut dengan PT Bank Sumut dan Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) di Kantor Bank Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Kamis (7/10/2021).
Dia menyebutkan, sampai saat ini, rentenir masih tumbuh subur di Sumut.
Dengan bunga pinjaman yang sangat tinggi dan petani tak memiliki alternatif sumber pembiayaan lain, membuat mereka semakin terjebak dan bahkan merugi.
Edy menceritakan pengalamannya bertemu seorang petani yang tercekik rentenir. Padahal si petani baru melakukan panen raya.
Meski mendapat hasil panen yang besar, ternyata pendapatan yang diterimanya sangat kecil.
Bahkan petani yang dimaksud kehilangan beberapa bagian tanahnya karena tak sanggup membayar pinjaman.
“Sehabis panen, dia tak dapat apa-apa dari panennya, bahkan dia cerita tanahnya dulu enam rante, sekarang tinggal dua rante, empat rante sudah diambil rentenir,” ungkap Edy.
Karena itu, Edy meminta PT Bank Sumut berperan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut.
Baca juga: Terjerat Rentenir, Buruh di Magelang Nekat Bobol 2 Apotek
Gubernur Edy: memberantas rentenir tanggungjawab semua pihak
Pembiayaan sektor pertanian harus diperkuat dan menjadi prioritas oleh Bank Sumut. Sebab, memberantas rentenir menjadi tanggung jawab semua pihak.
“Negara tidak akan maju apabila masih terdapat rentenir. Untuk itu, Bank Sumut harus prioritaskan, yang penting tidak menyalahi aturan,” kata Edy Rahmayadi.
Baca juga: Produksi Garam Gunungkidul Mati Suri, Puluhan Petani Garam Pilih Jadi Buruh Bangunan