GRESIK, KOMPAS.com - Govaldo Ircham Maulana (23) bisa dikatakan berhasil mengembangkan sentra durian di lahan miliknya, yang terletak di Desa Kebonagung, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik.
Padahal, pada umumnya durian tumbuh di daerah dataran tinggi. Namun anomali itu berhasil dipatahkan oleh Govaldo dan ayahnya.
Mereka mampu mengembangkan durian di wilayah Gresik.
Baru dibuka dua pekan lalu, Govaldo bahkan sudah mendapatkan omzet fantastis, sekitar Rp 250 juta.
"Kuncinya itu pada sumber air, asal ada air saya kira durian itu bisa hidup. Meski tidak semuanya dapat berkembang baik seperti yang diharapkan," ujar Govaldo.
Baca juga: Cerita Mendikbud Nadiem Menginap di Rumah Sukardi, Guru Honorer yang Telah Mengabdi 25 Tahun
Usaha durian sebenarnya sudah mulai dirintis oleh orangtua Govaldo, dengan mengombinasikannya bersama buah naga.
Namun, usaha tersebut kurang berkembang dan bahkan malah sempat vakum.
Govaldo akhirnya turun tangan mengembangkannya melalui King Goval Farm. Sentra lahan perkebunan durian itu terletak sekitar 34 kilometer dari pusat kota.
"Awalnya dulu ayah saya sudah buat lahan untuk durian dan buah naga, tahun 2010. Tapi kurang maksimal, bahkan sempat vakum pada 2019 sampai 2020," buka Govaldo ketika dihubungi, Kamis (7/10/2021).
Baca juga: Tim Universitas Brawijaya Olah Kulit Durian Jadi Krim Obat Jerawat
Pada saat lahan tersebut dikembangkan oleh ayahnya, Govaldo sedang meniti pendidikan sarjana.
Ketika lulus dan melihat kebun durian dan buah naga yang dikelola oleh ayahnya vakum, Govaldo lantas mempunyai pemikiran untuk melanjutkan usaha tersebut dengan pendekatan yang berbeda.
"Saya sempat lihat dan main ke beberapa tempat budi daya durian. Ketika di Banyuwangi, ide itu kemudian muncul yakni membuat sentra budi daya durian dengan pengunjung bisa melihat proses petik dan menikmati durian di lokasi," ucap dia.
Baca juga: Anaknya Sulit Punya Akta Kelahiran karena Nama Terlalu Panjang, Arif: Saya Sudah 3 Tahun Berjuang