Kapolres Pacitan mengaku mengetahui kondisi kampung itu terpencil dari video yang viral di media sosial. Tayangan itu menggambarkan situasi dan mitos Kampung Pitu.
“Berawal tayangan dari media sosial yang menggambarkan di situ (Kampung Pitu) banyak mitos, mitos kalau lebih dari tujuh KK akan ada masalah, mitos kalau petugas masuk akan kena masalah, dan betapa termarginalkannya kampung ini,” ujar AKBP Wiwit Ari.
Setelah melihat video itu, Wiwit memerintahkan anggotanya mengecek vaksinasi Covid-19 di kampung itu. Setelah diperiksa, ternyata seluruh warga kampung itu belum mendapatkan vaksin.
“Ya sudah kita ke sana,” ujar AKBP Wiwit.
Harapan kepala desa
Sementara itu, Kepala Desa Temon Jamiyatin mengatakan, wilayah yang dipimpinnya sangat luas. Desa itu juga memiliki penduduk terbanyak di Kecamatan Arjosari.
Selain itu, geografis desa yang berada di wilayah pegunungan, membuat penyetaraan dengan desa lain dinilai kurang.
Baca juga: Berwisata Saat PPKM di Pacitan, Satu Orang Hilang Terseret Ombak
“Apabila membandingkan dengan desa lain, saya akui kurang,” kata Jamiyatin di Kampung Pitu.
Jamiyatin berharap, masuknya petugas dari Polres Pacitan dan anggota Kodim 0801 Pacitan melaukan vaksinasi di kampung itu, membuat kondisi berubah.
“Seperti harapan penduduk sini (Kampung Pitu) agar lebih sejahtera seperti desa lain,” ujar Jamiyatin.
Terkait kondisi kampung yang terpencil, Jamiyatin menilai, tak hanya Kampung Pitu yang mengalami kondisi itu. Masih ada satu rukun tetangga (RT) yang terpencil karena terletak di wilayah pegunungan dan sulit dijangkau.
Selain itu, warga yang bukan penduduk asli desa tersebut juga takut mendatangi Kampung Pitu karena mitos yang beredar di masyarakat.
“Karena ada mitos keterpencilan seolah menjadi ketakutan untuk terjun langsung,” ujar Jamiyatin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.