Untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan kedua putrinya, Solehuddin bekerja serabutan.
Dia membuat layang-layang untuk dijual hingga membantu tukang bengkel.
"Kadang anak saya ikut kalau bekerja," kata dia.
Dengan kondisi tersebut, kedua putrinya pun terpaksa harus berhenti bersekolah.
Meski demikian Zahra dan Putri menyimpan impian yang tinggi.
Sang anak, Zahra ingin bisa mengobati orang-orang sakit.
"Kalau saya ingin jadi dokter," kata dia.
Tetapi jangankan untuk belajar, mereka harus terus berpindah-pindah demi mencari tempat yang layak untuk ditinggali.
Baca juga: Anaknya Sulit Punya Akta Kelahiran karena Nama Terlalu Panjang, Arif: Saya Sudah 3 Tahun Berjuang
Solehuddin dan kedua putrinya yang setahun menempati Poskamling kemudian dipindahkan ke Rumah Indah Sehat (RIS) milik KH Ayub Saifur.
Namun, pemindahan hanya dilakukan sementara sampai pihak terkait mendapatkan solusi atas persoalan mereka.
“Ini kami bawa ke Rumah Indah Sehat (RIS), tempat yang biasa menampung sebelum ada solusi,” kata anggota DPRD Jember David Handoko Seto.
Selanjutnya, pihaknya akan melaporkan kasus tersebut pada bupati melalui camat agar dicarikan solusi.
“Anak-anaknya ini juga wajib sekolah,” ucap dia.
(KOMPAS.com/ Kontributor Jember, Bagus Supriadi | Editor: Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.