SURABAYA, KOMPAS.com - Warga di beberapa wilayah Kota Surabaya masih terus eksis menggarap tambak sebagai mata pencarian.
Salah satunya, kelompok petani garam yang berada di pesisir pantai Kampung Greges, Kelurahan Tambak Sarioso, Kecamatan Asemrowo, Kota Surabaya.
Baca juga: Bunga Tabebuya Bikin Surabaya Jadi Warna-warni, Ini Sederet Fakta soal Tanaman Tersebut
Satu di antara petani garam di Kelurahan Tambak Sarioso, Kecamatan Asemrowo Surabaya adalah Heri Susanto.
Sejak puluhan tahun, ia bersama rekan-rekannya menggarap lahan tambak untuk pengolahan garam.
Menurutnya, kualitas produksi garam yang dihasilkan dapat tergantung dari pola yang diterapkan.
"Untuk meningkatkan produktivitas garam, kita membutuhkan geomembran atau terpal. Kalau pakai geomembran itu kualitas dan mutu garam bisa lebih bagus dan halus," kata Heri Susanto di Tambak Sarioso, Rabu (6/10/2021).
Baca juga: Anaknya Sulit Punya Akta Kelahiran karena Nama Terlalu Panjang, Arif: Saya Sudah 3 Tahun Berjuang
Menurut Heri, jika menggunakan geomembran atau terpal, kualitas garam yang dihasilkan juga lebih bersih.
Artinya, garam tersebut tidak tercampur dengan tanah. Dengan hasil produksi yang bersih itu, maka nilai jual garam bisa lebih tinggi.
"Ada dua jenis garam yang kita produksi, geomembran dan langsung tanah. Kalau pakai geomembran (terpal), kualitasnya bagus, kalau alasnya tanah itu hasilnya garam grosok. Kita sebagai petani garam diusahakan pakai terpal atau geomembran," kata dia.
Baca juga: Balada Impor Garam di 2 Periode Jokowi