Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Siswa Perbatasan RI-Malaysia Ikut Ujian ANBK, 6 Jam Arungi Sungai Deras Cari Sinyal Internet

Kompas.com - 06/10/2021, 16:50 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) masih menjadi persoalan pelik bagi para pelajar yang ada di perbatasan Republik Indonesia–Malaysia.

Minimnya sarana prasarana di wilayah terisolir di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, membuat orangtua murid pontang panting mengumpulkan uang untuk transportasi anaknya ke wilayah yang memiliki jaringan internet, demi mengikuti ANBK.

"Gambaran pelosok seperti wilayah Kecamatan Lumbis Ogong merasakan sekali ketimpangan yang terjadi. Jangankan internet, listrik saja masih banyak yang belum bisa menikmati, sehingga ANBK menjadi sebuah beban tak ringan bagi warga perbatasan yang mayoritas menggantungkan hidup melalui sungai dan hutan ini,’’ujar Kepala Sekolah SMPN 2 Lumbis Ogong Rudi, Rabu (6/10/2021).

Baca juga: Istri Anggota DPRD Nunukan Dipolisikan, Diduga Lakukan Cyberbullying kepada Remaja

Rudi mengatakan, ada sekitar 20 pelajar SMPN 2 Lumbis Ogong yang dikirim ke Mansalong Kecamatan Lumbis demi mengikuti ANBK sejak 4–7 Oktober 2021.

Wilayah tersebut ditempuh dengan waktu 6 sampai 7 jam tergantung kondisi air sungai.

Ketika air sungai sedang deras, perahu bisa mengantarkan para penumpang dalam waktu 6 jam. Itupun harus bertaruh nyawa dengan banyaknya jeram menjulang yang dilewati.

Lambat sedikit saja membelokkan perahu, mereka bisa membentur batu besar dan terbawa arus kuat sungai.

Namun saat aliran air kecil, mereka terpaksa harus menarik perahu dengan tambang, bahkan harus berhenti dan menginap semalam di desa sekitar sungai.

‘’Kami tidak ada anggaran untuk transportasi, menyewa perahu itu biayanya sekitar Rp 8 juta. Mana cukup dana BOS kami yang hanya memiliki 61 pelajar. Akhirnya kami bermohon ke desa untuk penggalangan dana,’’kata Rudi.

Meski masalah transportasi terselesaikan, pihak sekolah masih harus menanggung biaya menginap 20 pelajarnya bersama sejumlah guru pendamping.

Akhirnya diputuskan, pihak sekolah bertanggung jawab penuh terhadap akomodasi dan penginapan selama berada di Mansalong.

Sekolah menanggung keperluan tersebut dengan anggaran sekolah.

‘’Kami berharap pemerintah pusat bisa melihat masalah ini dengan serius. Jangan pernah samakan pelosok dengan wilayah lain, kami butuh sentuhan pembangunan, jaringan internet dan infrastruktur. Bahkan bangunan sekolah SMPN 2 Lumbis Ogong sudah 16 tahun belum tersentuh pembangunan,’’kata Rudi.

Baca juga: Cerita Pacik Dillok, ODGJ di Nunukan yang Selalu Tambal Jalan Berlubang dan Gemar Menolong

Bagaimanapun, kata Rudi lagi, meskipun anak anak pelajar tinggal di pelosok, mereka tetap memiliki hak pendidikan layak.

"Makanya harus dipikirkan bersama, bagaimana masalah biaya tinggi dan kondisi alam yang berpotensi merenggut nyawa anak manusia. Kita sudah sering bicarakan ini, berharap pengambil kebijakan bisa mendengar dan memberikan hak yang selama ini belum kami dapat," jelasnya.

Tanggapan Kadisdikbud Nunukan

Keluhan Rudi tidak dibantah oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nunukan Junaedi.

Sulitnya akses transportasi dan kondisi seperti yang dituturkan Rudi juga terjadi di sejumlah kecamatan lain.

‘’Memang kondisinya seperti itu, di wilayah Krayan juga karena musim hujan begini, pelajar yang dari pelosok hanya bisa berjalan kaki menuju kota. Mereka menginap di hutan demi bisa ikut UNBK. Kan masih banyak wilayah yang belum terjangkau jaringat internet,’’katanya.

Junaedi juga meminta perhatian pemerintah pusat untuk lebih memperhatikan kondisi perbatasan RI.

Ia menegaskan, alangkah eloknya apabila segala kebijakan nasional bisa memasukkan kondisi wilayah 3T dalam pertimbangan, sehingga ketimpangan pembangunan dan keterisoliran yang dialami masyarakat di tapal batas tidak semakin jauh.

‘’Bagaimana mungkin meningkatkan mutu pendidikan ketika segala hal berkaitan dengan sarana prasarana kesana tidak ada? Itu yang selalu kami suarakan selama ini. Semogalah ada perubahan,’’kata Junaedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com