JEMBER, KOMPAS.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jember melakukan investigasi terkait kasus pelajar bernama Ananda Rahel Pratama (15) yang meninggal dunia seminggu usai divaksin.
Investigasi dilakukan di sekolah, Puskesmas, RSD Balung hingga rumah pasien.
“Dari hasil pemeriksaan yang menyebabkan Rahel meninggal bukan karena vaksinasi. Tapi dari infeksi sepsis,” kata Plt Kepala Dinkes Jember dr Lilik Layliah pada Kompas.com via telepon, Rabu (6/10/2021).
Baca juga: Kasus Pelajar Meninggal Seminggu Usai Divaksin, Nakes Dibina karena Ucapannya Sakiti Hati Keluarga
Menurut dia, jangka waktu vaksin dengan meninggalnya Rahel terpaut sembilan hari.
Selain itu, setelah mendapat vaksin, pelajar tersebut masih sempat olahraga sepakbola, karena Rahel memang seorang atlet sepakbola.
“Kalau infeksi dari suntikan, tentu di bekas suntik ada tanda-tanda merah atau radang, ini tidak ada,” papar dia.
Keluarga juga sudah menerima penjelasan Dinkes mengenai penyebab meninggalnya korban.
Untuk itu, Lilik meminta agar kasus tersebut tidak disimpulkan sebagai akibat dari vaksinasi.
Sebab, pemerintah sedang gencar menggalakkan vaksinasi bagi masyarakat.
Sedangkan, capaian vaksinasi di Jember masih rendah, yakni sebanyak 26 persen.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Jember Menurun, Tak Ada Pasien Covid-19 di Tempat Isoter