SUMEDANG, KOMPAS.com - Kampung Cigumentong, Desa Sindulang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, menyimpan sejarah pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Saat ini, Kampung Cigumentong berada di wilayah terluar Kabupaten Sumedang yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut.
Lokasinya yang terpencil di pedalaman Gunung Kareumbi tak lantas membuat daerah ini tidak terjamah manusia.
Baca juga: Talas Jepang yang Ditanam di Sumedang Diklaim Terbaik Se-Indonesia, Ini Alasannya
Saat ini, Gunung Kareumbi yang berlokasi di tiga kabupaten ini merupakan wilayah Hutan Konservasi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat.
Tokoh adat Kampung Cigumentong, Jai Suryana mengatakan, Kampung Cigumentong telah dihuni pada 1884.
"Kampung Cigumentong ini sudah ada dari tahun 1884, jadi sudah ada sejak zaman Kerajaan (Sumedang Larang)," ujar Jai kepada Kompas.com di Kampung Cigumentong, Selasa (5/10/2021).
Baca juga: Setelah 76 Tahun Indonesia Merdeka, Kampung Cigumentong Sumedang Akhirnya Teraliri Listrik PLN
Jai menuturkan, pada 1919, ketika Indonesia memasuki masa penjajahan, seorang Administratur dari Pemerintah Hindia Belanda datang ke kampung ini.
"Namanya Mr Jansen, atau orang sini menyebutnya Tuan Block. Dari cerita turun temurun, ia merupakan administratur yang ditugaskan Pemerintah Hindia Belanda di kampung ini. Cigumentong ini dulunya perkebunan penghasil jeruk terbaik," tutur Jai.
Jai menyebutkan, sejak kedatangannya di Kampung Cigumentong, Tuan Block menjadi juragan tanah.
Ia menguasai Kampung Cigumentong dengan perkebunan jeruknya.
"Jadi Tuan Block yang menguasai Kampung Cigumentong ini. Bahkan, ketika mau dipulangkan oleh Belanda, Tuan Block enggak mau pulang. Bahkan sampai meninggalnya ia di sini dan menjadi sejarah kampung ini dengan ditemukannya makam Tuan Block ada di sini," tutur Jai.
Keluarga Tuan Block, menurut Jai, semuanya sudah kembali ke Belanda.
"Semuanya keluarganya kembali ke Holland. Hanya Tuan Block yang tinggal di sini, makamnya ditemukan beberapa tahun ke belakang. Sempat ada keluarganya datang ke sini. Tapi sekarang sudah tidak ada yang datang," sebut Jai.