Anna mengatakan, hampir semua jalanan Surabaya sudah ditanami bunga tabebuya karena setiap rayon di DKRTH Kota Surabaya menanam tabebuya.
Saat ini jumlahnya sudah sangat banyak se-Surabaya.
"Hampir semua jalur pedestrian di Kota Surabaya itu ada tabebuya," tutur Anna.
Baca juga: KONI Jatim Minta Pemkot Surabaya Pertimbangkan Ulang Aturan Karantina Usai PON XX Papua
Menurut dia, selama ini DKRTH melakukan pembibitan sendiri.
Namun, sebagian besar juga dilakukan pengadaan untuk membeli tanaman tabebuya tersebut.
"Jadi ada yang pembibitan, kemudian ada yang pengadaan. Kalau secara administrasi, itu kan pasti ada dengan ketentuan pengadaan ya, jadi tidak langsung membeli, tapi ada dengan pihak ketiga. Prinsipnya juga barang jasa sesuai dengan ketentuan itu," ujar dia.
Kelebihan lain dari tabebuya, lanjut Anna, akarnya tidak merusak.
Sehingga tanaman ini sangat cocok sebagai tanaman peneduh jalan yang rindang, tanpa merusak perumahan atau pertokoan.
Baca juga: Apresiasi Penanganan Covid-19 di RSLI Surabaya, Jokowi: Sekarang Sudah Tidak Ada Pasien Sama Sekali
Dengan adanya tabebuya, justru kawasaan jalur pedestrian dan perkotaan jadi terlihat indah dan cantik.
"Jadi akarnya dia enggak merusak," kata Anna.
Anna menambahkan, tanaman tabebuya tidak memerlukan perawatan khusus.
Untuk perawatannya, hanya perlu dilakukan penyiraman dan diberikan pupuk secara reguler.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yang dihasilkan dari proses pengomposan sampah.
"Dari kegiatan perantingan pohon, kita manfaatkan untuk kompos. Untuk tanaman-tanaman yang ada di taman, kita sudah kurangi penggunaan pupuk kimia, beralih ke organik," kata dia.
Baca juga: Inovasi Mahasiswa UB, Tabebuya Pink Obati Kanker Rongga Mulut