Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Pasutri Aniaya Anak Asuh Difabel di Sleman, Tiap Malam Diborgol dan Disiram Air Panas

Kompas.com - 05/10/2021, 18:30 WIB

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Seorang anak berkebutuhan khusus AL (17) menjadi korban penganiayaan di sebuah rumah kasih sayang (RKS) di Kapanewon Mlati,  Kabupaten Sleman.

Dari peristiwa ini, polisi menangkap sepasang suami istri berinisial LO (49) dan IT (48) yang merupakan pengurus RKS tersebut.

"Jadi pelaku atas nama LO dan IT ini mempunyai rumah penitipan khusus untuk anak disabilitas," ujar Kanit PPA Satreskrim Polres Sleman Iptu Yunanto Kukuh dalam jumpa pers, Selasa (5/10/2021).

Baca juga: Akan Dilaporkan Pigai ke Polisi Terkait Rasialisme, Sultan HB X: Ya Biarin Saja

Kukuh menyampaikan korban berasal dari Lampung. Pada tahun 2019 korban dititipkan ke rumah kasih sayang (RKS) tersebut agar mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

"Orangtua dari korban ini menitipkan anak tersebut dari tahun 2019 di rumah kasih sayang tersebut," tuturnya.

Orang tua korban selalu mengecek kondisi anaknya di rumah kasih sayang (RKS). Namun kecurigaan muncul, ketika orang tua korban tidak diizinkan oleh kedua pelaku ketika akan menghubungi anak mereka.

"Ibunya itu ingin video call anaknya dan tidak pernah dikabulkan oleh pelaku, alasanya karena pandemi, anaknya sedang belajar seperti itu," tegasnya.

Baca juga: Konser di Yogyakarta Hanya Boleh Digelar Padukan Daring dan Luring

Ibu korban kemudian memposting foto anaknya di akun media sosial miliknya. Postingan tersebut mendapat respon dari salah satu mantan pengurus RKS di Kapanewon Mlati,  Kabupaten Sleman.

"Ibu korban memposting foto korban di Facebook. Ada salah satu dari pengurus RKS yang dipecat itu menulis komentar di sana kalau bisa anaknya di ambil saja Bu," ucap Yunanto Kukuh.

Membaca komentar tersebut dan curiga karena tidak bisa menghubungi anaknya, ibu korban memutuskan untuk datang ke rumah kasih sayang (RKS) di Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman.

"Ibu korban datang dari Lampung untuk mengambil anaknya. Mungkin keadaan anaknya itu tertekan karena banyaknya penganiayaan atau siksaan dari pengasuhnya ini," ucapnya.

Mengetahui kondisi anaknya, ibu korban lantas melaporkan ke PPA Polres Sleman. Dari hasil pemeriksaan diketahui penganiayaan terjadi dari Januari hingga Juli tahun 2021.

"Dari pengakuan korban setiap malam diborgol di depan tiang kemudian disiram menggunakan air panas, dipukul menggunakan tongkat, disulut menggunakan api," tuturnya.

Kukuh mengungkapkan motif kedua pelaku melakukan penganiayaan karena jengkel terhadap korban yang susah diatur.

"Anak disabilitas itu kan dalam penanganannya itu harus mempunyai keahlian khusus salah satunya sabar. Nah pelaku ini melakukan penganiayaan karena mungkin anak ini susah untuk diatur, tidak menurut. Karena jengkel yang bersangkutan melakukan hal-hal yang mungkin dianggapnya bisa membikin kapok korban," ucapnya.

Dari hasil pengecekan, rumah kasih sayang (RKS) di Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman tersebut tidak berizin. RKS tersebut juga tidak layak.

"Itu sudah resmi ditutup, Kami unit PPA Polres Sleman bekerja sama dengan Dinas Sosial menutup tempat tersebut karena memang yang pertama tempat tersebut tidak layak, kemudian tempat tersebut bukan merupakan tempat yang mempunyai izin untuk beroperasi," tegasnya.

Kukuh mengungkapkan 17 anak yang di rumah kasih sayang (RKS) di Kapanewon Mlati,  Kabupaten Sleman dipidahkan ke Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Antasena di Magelang, Jawa Tengah.

Akibat perbuatanya pasangan suami istri berinisial LO dan IT terancam Pasal 80 UURI No 17 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua atas UU RI no 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Jo Pasal 351 KUHPidana dengan ancaman huluman 3 tahun dan 2 tahun 8 bulan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bersihkan Tangki Truk Pupuk, Warga Probolinggo Meninggal Diduga Kehabisan Oksigen

Bersihkan Tangki Truk Pupuk, Warga Probolinggo Meninggal Diduga Kehabisan Oksigen

Regional
Berkunjung ke Makam Mbah Depok di Semarang, Bak Masjid Nabawi dan Ada Sumur Keramat

Berkunjung ke Makam Mbah Depok di Semarang, Bak Masjid Nabawi dan Ada Sumur Keramat

Regional
Gempa Dangkal Magnitudo 4,8 Guncang Pulau Panjang Sumbawa

Gempa Dangkal Magnitudo 4,8 Guncang Pulau Panjang Sumbawa

Regional
Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 30 Maret 2023: Pagi Cerah Berawan dan Sore Hujan Petir

Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 30 Maret 2023: Pagi Cerah Berawan dan Sore Hujan Petir

Regional
Panpel PSIS Sebut Masih Ada Calo Tiket di Pertandingan PSIS Semarang Vs Persebaya Surabaya

Panpel PSIS Sebut Masih Ada Calo Tiket di Pertandingan PSIS Semarang Vs Persebaya Surabaya

Regional
Kunker ke Aceh, Wapres Ma’ruf Amin Shalat Tarawih di Masjid Baiturrahman

Kunker ke Aceh, Wapres Ma’ruf Amin Shalat Tarawih di Masjid Baiturrahman

Regional
Prakiraan Cuaca di Bandung Hari Ini, 30 Maret 2023: Berawan hingga Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca di Bandung Hari Ini, 30 Maret 2023: Berawan hingga Hujan Ringan

Regional
Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Akun Instagram Ganjar Pranowo Langsung Diserbu Netizen

Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Akun Instagram Ganjar Pranowo Langsung Diserbu Netizen

Regional
Nestapa Matari, Cari Penyebab Kematian Sang Suami: Saya Curiga Dibunuh, Bukan Disambar Petir

Nestapa Matari, Cari Penyebab Kematian Sang Suami: Saya Curiga Dibunuh, Bukan Disambar Petir

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Ponorogo Hari Ini, 30 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Ponorogo Hari Ini, 30 Maret 2023

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Purwakarta Hari Ini, 30 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Purwakarta Hari Ini, 30 Maret 2023

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Pekanbaru Hari Ini, 30 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Pekanbaru Hari Ini, 30 Maret 2023

Regional
Ratusan Suporter Tanpa Tiket Paksa Masuk Stadion Saat Laga PSIS Vs Persebaya, Ketua Panpel Angkat Bicara

Ratusan Suporter Tanpa Tiket Paksa Masuk Stadion Saat Laga PSIS Vs Persebaya, Ketua Panpel Angkat Bicara

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Banyuwangi Hari Ini, 30 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Banyuwangi Hari Ini, 30 Maret 2023

Regional
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Cirebon Hari Ini, 30 Maret 2023

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Cirebon Hari Ini, 30 Maret 2023

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke