Viktor berharap, kehadiran tim IPB dapat mengubah mindset dan kultur set birokrasi yang lebih berorientasi pada pelaksanaan program dan pemenuhan aspek administrasi semata.
Viktor meminta tim ahli dari IPB dapat bersinergi dengan perangkat daerah terkait untuk pengembangan perikanan, pertanian dan peternakan.
"Di sini ada ahli perikanan, pengolahan pakan ternak dan gizi yang hebat dari IPB. Silakan berkolaborasi dengan pimpinan perangkat daerah dan pemangku kepentingan lainnya untuk kemajuan NTT. Kadis Pertanian dan Kadis Perikanan tindak lanjuti dan proaktif berkomunikasi dengan para peneliti ini," kata dia.
Viktor juga berkomitmen, meniadakan stunting di NTT, bukan sekadar menurunkannya.
Sementara itu, ketua tim peneliti IPB Alimmudin menegaskan, tim peneliti dari IPB terdiri dari ahli perikanan, ahli pangan dan gizi, dan ahli peternakan.
Baca juga: PPKM Level 3 di Kota Kupang Diperpanjang, Sejumlah Kegiatan Masyarakat Masih Dibatasi
"Tujuan akhir dari penelitian dan kerja tim ini adalah untuk menghasilkan biskuit tepung lele dan tepung marungga yang bergizi untuk membantu NTT tangani stunting," kata dia.
"Misi kami adalah bantu NTT atasi kemiskinan. Pendekatan kita langsung ke habitat, berikan edukasi dan praktek untuk asupan gizi yang baik," sambungnya.
Tim peneliti IPB akan membangun kerja sama dengan Undana serta perguruan tinggi lainnya dan PKK NTT.
Alimmudin mengatakan, tim peneliti akan siap membantu pemerintah provinsi untuk pengembangan perikanan, pakan ternak, pengembangan kelor dan peternakan.
Para peneliti dari IPB tersebut terdiri dari enam orang guru besar, masing-masing dua orang dari tiap fakultas yakni Fakultas Gizi dan Pangan, Fakultas Perikanan dan Kelautan serta Fakultas Peternakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.