Wasista mengatakan, penutupan akses pintu masuk menuju Pantai Kuta itu dilakukan dengan menggunakan anggaran Desa adat sebesar Rp 12.000.000.
Dengan adanya penutupan itu, Wasista berharap seluruh pengunjung yang masuk ke kawasan Pantai Kuta sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Dengan barcode PeduliLindungi yang sudah terpasang itu nantinya, pihaknya mengetahui secara pasti jumlah wisatawan yang berada di dalam kawasan pantai Kuta.
"Kalau masuk dengan barcode PeduliLindungi ini, tentu kita mudah mengetahui kuota yang masuk. Karena setiap barcode PeduliLindungi itu, kapasitasnya hanya 1.000. Dengan kata lain, kalau ada 8 akses masuk dengan barcode, berarti hanya ada 8.000 pengunjung yang masuk," kata dia.
Baca juga: 5 Hotel Bintang 5 di Bali Dekat Pantai Kuta, Cocok untuk Staycation
Disinggung soal pedagang di kawasan Pantai Kuta, Wasista mengakui penutupan itu sempat menjadi polemik di masyarakat, khususnya pedagang yang berjualan di depan pintu.
Namun Wasista menegaskan, pihaknya sudah memikirkan masyarakat yang berjualan dengan cara tak menutup pintu secara keseluruhan dan tetap memperhatikan jarak masing-masing pintu keluar-masuk Pantai Kuta.
"Beberapa pintu kita sesuaikan tidak terlalu dekat, tidak terlalu jauh. Biar semua jalan, pedagang juga jalan, artinya pengawasan kita lebih efektif, itu sebenarnya tujuannya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.