Pembatasan pembelajaran tatap muka selama masa pandemi, membuat Zairiah khawatir dengan anak-anak didiknya.
“Tidak semua orangtua murid memiliki ponsel agar anaknya bisa belajar daring,” kata Zairiah.
Lingkungan sekitar TK Nursa adalah masyarakat kelas bawah, rata-rata bekerja sebagai nelayan maupun pedagang ikan.
Baca juga: Perjuangan Guru dan Siswa SD di Sidrap, Seberangi Sungai Deras dengan Rakit untuk Sekolah
Untuk itu, Zairiah dan guru lainnya berinisiatif mendatangi rumah para murid dan mengajar dengan protokol kesehatan, dua kali dalam sepekan.
Satu kali pertemuan diikuti 3-4 anak, dengan pembagian mencapai 3 kali sesi.
“Capek sih, capek harus jalan ke rumah murid. Tapi, bagaimana ya, memang begini siasatnya agar anak-anak bisa tetap belajar, karena rata-rata masyarakat kelas bawah,” kata Zairiah.
Di tengah peringatan Hari Guru Sedunia yang jatuh pada 5 Oktober, Zairiah adalah realitas dari kerelaan para guru dalam mendidik calon penerus bangsa.
Bagi Zairiah, segala keterbatasan yang ada, baik yang dialaminya maupun siswa, tidak boleh menjadi alasan anak-anak tidak mendapatkan pendidikan.
“Yang penting, anak-anak bisa terus belajar, karena ini penting bagi masa depan mereka,” kata Zairiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.