Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Sopir Bakar 31 Taksi di Garasi | Atlet Gantole Jatuh dan Tergantung di Atap Rumah Warga

Kompas.com - 05/10/2021, 06:05 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Kebakaran garasi yang hanguskan 31 mobil taksi yang terjadi di Jalan Rancabali Gunung Batu, Kota Cimahi, Jawa Barat, pada Sabtu (2/10/2021) pagi ternyata dibakar mantan sopir berinisial AK (62).

AK adalah salah satu pengemudi lepas taksi di perusahaan tersebut. Ia sudah bekerja sejak 2017.

Dari hasil penyidikan yang dilakukan polisi bahwa pelaku dengan sengaja melakukan pembakaran garasi tersebut.

Hal itu ia lakukan karena kesal keluhannya tak diakomodasi perusahaan.

Sementara itu, atlet gantole asal Sumatera Barat (Sumbar) bernama Khaidir Anas jatuh dan tersangkut di atap salah satu rumah warga saat bertanding di PON XX Papua 2021, Minggu (3/10/2021).

Saat ia terjatuh, yang mendarat kali pertama ke tanah adalah keningnya sehingga menyebabkan lecet dan lebam.

Karena syok, Khaidir juga mengalami sesak napas.

Dari hasil tes radiologi, ada tulang punggung yang merenggang. Akibatnya, ia tidak dapat melanjutkan pertandingan.

Berikut populer nusantara selengkapnya:

1. Sopir bakar 31 taksi di garasi

Garasi Mobil Taksi di Cimahi Terbakar, Sabtu (2/10/2021). Sebanyak 31 unit kendaraan hangus terbakar dan kerugian mencapai miliaran rupiah.Foto Diskar Kota Cimahi Garasi Mobil Taksi di Cimahi Terbakar, Sabtu (2/10/2021). Sebanyak 31 unit kendaraan hangus terbakar dan kerugian mencapai miliaran rupiah.

Panit Reskrim Polsek Cimahi Iptu Mugiono mengatakan, AK sudah bekerja sebagai pengemudi lepas sejak tahun 2017 di perusaahaan itu.

Saat bekerja di perusahaan itu, AK diberikan keleluasaan bekerja 24 jam dengan setoran yang telah ditentukan perusahaan setiap harinya.

Sebelum pandemi Covid-19, pendapatan AK cukup lancar dan bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari selama tinggal di mes.

Namun, sejak pandemi pendapatannya berkurang dan tak mampu memenuhi setoran sehari-hari.

"Sedangkan kebutuhan harus ada, sedang dari perusahaan sendiri mengatakan bahwa silakan jalan, setoran Rp 80.000, tapi (setoran) enggak ketutup juga," kata Mugiono saat dihubungi, Senin (4/10/2021).

Karena sedang menghadapi masalah, AK kemudian mendatangi kantor perusahaan taksi tersebut pada Sabtu pagi, tujuannya ingin mendapat solusi dari masalah yang sedang dihadapinya.

Namun, saat itu ia tidak mendapat jawaban hingga akhirnya membakar garasi tersebut hingga mengakibatkan 31 mobil taksi ludes terbakar.

Baca juga: Detik-detik Sopir Bakar 31 Taksi karena Kesal Keluhannya Tak Diakomodasi Perusahaan

 

2. Atlet gantole jatuh dan tersangkut di atap rumah warga

Beredar di media sosial sebuah video yang memperlihatkan atlet Gantole PON XX Papua tersangkut di atap rumah warga warga.Tangkapan layar Instagram Beredar di media sosial sebuah video yang memperlihatkan atlet Gantole PON XX Papua tersangkut di atap rumah warga warga.

Pelatih gantole Sumbar Philips R Sakti menduga, penyebab jatuhnya Khaidir bukan karena faktor alam, melainkan karena menggunakan layangan yang baru dengan teknologi canggih untuk perlombaan pada Minggu siang.

Selain itu, alat tersebut jarang digunakan Khaidir dalam latihan.

"Alat ini memiliki mobilitas yang tinggi dan juga liar untuk dikendalikan. Selain itu, alat ini mampu membuat atlet menyelesaikan kategori lintas alam dalam waktu yang cepat," kata Philips dikutip dari Antara.

Kata Philips, Khaidir dulu pernah menggunakan alat ini untuk aero touring yakni dengan ditarik gantole bermotor, tapi gagal.

Kemudian, mengikuti perlombaan di Banten, Khaidir sudah mendaftar. Namun saat akan bertanding motor penarik gantolenya rusak.

"Saat di PON Papua ini ada waktu untuk latihan jelang tanding. Namun, Khaidir tidak mendapatkan jadwal tersebut dan layangan itu digunakan pada perlombaan tadi," ujarnya.

Baca juga: Atlet Gantole Asal Sumbar di PON XX Papua Jatuh dan Tergantung di Atap Rumah, Warga: Tolong Pisau, Cepat!

 

3. Penjelasan pendamping PKH yang dimarahi Risma

Fajar Sidik Napu pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Provinsi Gorontalo yang sempat dimarahi Menteri Sosial Tri Rismaharini. Video kemarahan Menteri Sosial ini sempat viral dan mengundang perhatian banyak orang.KOMPAS.COM/SALMAN Fajar Sidik Napu pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Provinsi Gorontalo yang sempat dimarahi Menteri Sosial Tri Rismaharini. Video kemarahan Menteri Sosial ini sempat viral dan mengundang perhatian banyak orang.

Sebuah video yang memperlihatkan Mensos Risma memarahi dan menunjuk-nunjuk pendamping PKH di Gorontalo viral di media sosial.

Setelah video tersebut viral, Fajar Sidik Napu, pendamping PKH yang dimarahi Risma pun angkat bicara.

Kata Fajar, kemarahan yang diterimanya adalah bentuk perhatian dan tanggung jawab ibu kepada seorang anaknya.

Selain itu, ia juga mengaku sudah memaafkan semua yang terjadi.

“Saya tidak mungkin memarahi orangtua sendiri, karena bagi saya itu bagian dari pendidikan ke kami,” kata Fajar Sidik Napu, Minggu (3/10/2021).

Fajar menjelaskan, insiden itu berawal saat ia meneruskan pertanyaan seorang kepala desa yang mengatakan ada 26 nama penerima PKH yang belum menerima uang.

Kemudian Fajar menjelaskan nama-nama tersebut belum masuk di daftar Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang menjadi domain Kementerian Sosial.

“Berikutnya saya jelaskan karena saat ini sedang terjadi proses pemadanan data sehingga terindikasi KPM ini dinonaktifkan dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),” ujarnya.

Mendengar informasi itu, Risma kemudian mengecek kepada stafnya, ternyata datanya ada. Begitu pula dengan jawaban pihak bank yang bertugas mencairkan dana.

"Mendegar hal itu Ibu Menteri langsung berdiri ke arah saya" ungkapnya.

Baca juga: Dimarahi Risma, Fajar Napu, Pendamping PKH di Gorontalo Beri Penjelasan

 

4. Jenazah ibu dan anak korban pembunuhan di Subang kembali diotopsi

Rumah Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu, korban pembunuhan di Kampung Ciseuti Desa Jalan Cagak Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang.KOMPAS.com/FARIDA Rumah Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu, korban pembunuhan di Kampung Ciseuti Desa Jalan Cagak Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang.

Polisi saat ini masih terus mendalami kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, yang ditemukan tewas dalam bagasi Alphard di halaman rumahnya, pada Rabu (188/2021).

Informasi terkini, jenazah kedua korban, yakni Tuti dan Amalia Mustika Ratu, kembali diotopsi oleh polisi.

Polisi melakukan otopsi karena menemukan bukti baru.

Seperti diketahui, kedua korban telah dimakamkan pada 19 Agustus 2021.

"Kenapa kita lakukan otopsi lagi, karena kita sedang mencari kesesuaian antara bukti dan petunjuk yang telah kita temukan yang baru dengan bukti penyebab kematian," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Komisaris Besar Erdi A Chaniago yang dihubungi, Senin (4/10/2021).

Selain itu, penyidik juga ingin melihat kembali luka pada tubuh yang menewaskan kedua korban tersebut.

"Kemudian di mana dari otopsi itu kita tentunya ingin melihat lagi luka korbannya itu seperti apa, apakah berasal dari benda tumpul atau benda tajam, atau penyebab lainnya," ungkapnya.

Baca juga: Ada Bukti Baru, Jenazah Ibu dan Anak Korban Pembunuhan di Subang Kembali Diotopsi

 

5. Baru 6 bulan, jembatan senilai Rp 14 miliar sudah rusak

Unsur pimpinan DPRD Kutai Kartanegara saat melakukan inspeksi dadakan (sidak) Jembatan penghubung Desa Santan Tengah dan Santan Ilir di Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim, akhir September 2021.Istimewa Unsur pimpinan DPRD Kutai Kartanegara saat melakukan inspeksi dadakan (sidak) Jembatan penghubung Desa Santan Tengah dan Santan Ilir di Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim, akhir September 2021.

Proyek jembatan penghubung Desa Santan Tengah dan Santan Ilir di Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim), diduga dibangun tidak sesuai spesifikasi.

Hal itu terlihat dari sejumlah kerusakan pada jembatan.

Padahal, jembatan yang dibangun senilai Rp 14 miliar tersebut baru berusia enam bulan sejak pengerjaan pada Maret 2021.

"Itu berbahaya sekali kalau dilewati masyarakat. Ada besi keluar dari coran begitu," kata Wakil Ketua DPRD Kukar Alif Turiadi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (4/10/2021).

Alif menduga pembangunan jembatan itu tidak sesuai spesifikasi. Karena itu, ia meminta agar penegak hukum menelusuri dugaan pelanggaran proyek tersebut.

"Tentu ini jadi catatan kami, jangan sampai kontraktor kerja dengan kualitas seadanya. Bikin proyek enggak bermanfaat. Kami minta penegak hukum masuk ke dalamnya telusuri," tegasnya .

Baca juga: Baru Usia 6 Bulan, Jembatan Santan Senilai Rp 14 Miliar di Kukar Sudah Rusak

 

Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Agie Permadi, Rosyid A Azhar, Zakarias Demon Daton | Editor: David Oliver Purba, Abba Gabrillin, Khairina, Dony Aprian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Regional
Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Regional
TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

Regional
[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

Regional
Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com