Karena sedang menghadapi masalah, AK kemudian mendatangi kantor perusahaan taksi tersebut pada Sabtu pagi, tujuannya ingin mendapat solusi dari masalah yang sedang dihadapinya.
Namun, saat itu ia tidak mendapat jawaban hingga akhirnya membakar garasi tersebut hingga mengakibatkan 31 mobil taksi ludes terbakar.
Baca juga: Detik-detik Sopir Bakar 31 Taksi karena Kesal Keluhannya Tak Diakomodasi Perusahaan
Pelatih gantole Sumbar Philips R Sakti menduga, penyebab jatuhnya Khaidir bukan karena faktor alam, melainkan karena menggunakan layangan yang baru dengan teknologi canggih untuk perlombaan pada Minggu siang.
Selain itu, alat tersebut jarang digunakan Khaidir dalam latihan.
"Alat ini memiliki mobilitas yang tinggi dan juga liar untuk dikendalikan. Selain itu, alat ini mampu membuat atlet menyelesaikan kategori lintas alam dalam waktu yang cepat," kata Philips dikutip dari Antara.
Kata Philips, Khaidir dulu pernah menggunakan alat ini untuk aero touring yakni dengan ditarik gantole bermotor, tapi gagal.
Kemudian, mengikuti perlombaan di Banten, Khaidir sudah mendaftar. Namun saat akan bertanding motor penarik gantolenya rusak.
"Saat di PON Papua ini ada waktu untuk latihan jelang tanding. Namun, Khaidir tidak mendapatkan jadwal tersebut dan layangan itu digunakan pada perlombaan tadi," ujarnya.
Sebuah video yang memperlihatkan Mensos Risma memarahi dan menunjuk-nunjuk pendamping PKH di Gorontalo viral di media sosial.
Setelah video tersebut viral, Fajar Sidik Napu, pendamping PKH yang dimarahi Risma pun angkat bicara.
Kata Fajar, kemarahan yang diterimanya adalah bentuk perhatian dan tanggung jawab ibu kepada seorang anaknya.
Selain itu, ia juga mengaku sudah memaafkan semua yang terjadi.
“Saya tidak mungkin memarahi orangtua sendiri, karena bagi saya itu bagian dari pendidikan ke kami,” kata Fajar Sidik Napu, Minggu (3/10/2021).