Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu 2 Bocah di Jember, Tinggal di Poskamling, Hidup Nomaden dan Terpaksa Berhenti Sekolah

Kompas.com - 05/10/2021, 06:00 WIB
Bagus Supriadi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com – Dua bocah perempuan tampak duduk di bagian depan sebuah poskamling yang terbuat dari bambu di Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang, Jember.

Bak rumah, poskamling tersebut ternyata telah menjadi tempat tinggal bocah bernama Zahra Fitriani (9) dan Salsabila Putri (8).

Di poskamling yang sudah tak terpakai itu, Zahra dan Putri hidup bersama sang ayah M Solehuddin.

Kompas.com bekerja sama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu perjuangan Solehuddin dan 2 putrinya kecilnya, Zahra dan Putri.Anda bisa mengirimkan donasi dengan klik di sini.

Baca juga: Kisah Bagus, Modal Riset Kata Kunci, Kini Sukses Jual 10.000 Daun Kering, Omzet Rp 20 Juta Sebulan

Setahun menempati 

Poskamling itu sudah menjadi tempat tinggal keluarga Solehuddin sejak setahun yang lalu.

“Sudah tinggal di sini sekitar setahun,” kata Solehuddin kepada Kompas.com saat ditemui di lokasi, Senin (4/10/2021).

Poskamling itu terletak di pinggir sebuah jalan kecil. Luasnya hanya sekitar 2x1 meter.

Dinding-dinding poskamling tampak ditutup dengan kelambu bekas seadanya.

Untuk penerangan, mereka menumpang lampu pada rumah warga.

Di dalam poskamling tak ada kasur empuk, yang ada hanya tumpukan baju, makanan ringan, dan beras.

“Kalau tidak hujan, masaknya di depan, mandi kadang numpang, kadang di sungai,” ucap dia.

Baca juga: Terjebak Saat Rumahnya Kebakaran, Lansia Tunanetra Tewas

Awal mula tinggal di poskamling

Solehuddin mengaku, dirinya lahir di Desa Sempolan Kecamatan Silo. Orangtuanya sudah meninggal.

Rumah orangtuanya di Silo juga sudah tidak ada.

Baca juga: Warga Wajib Pakai Aplikasi PeduliLindungi Saat Berkunjung ke Markas Polri di Jember


IlustrasiThinkstockphotos.com Ilustrasi
Dia pernah merantau ke Bali untuk bekerja. Solehuddin kemudian menikah dengan istrinya.

Namun sayangnya, sang istri lalu meninggal dunia karena kecelakaan.

“Dulu sempat tinggal di Kecamatan Pakusari bersama istri, ada rumah milik orang tidak dipakai,” tutur dia.

Solehuddin bersama istrinya diminta untuk tinggal dan membersihkan tempat tersebut.

Namun, ketika sang istri meninggal dunia, dia tak bisa lagi tinggal di tempat tersebut karena tidak maksimal merawat rumah milik orang lain itu.

“Saya harus bekerja cari uang, jadi akhirnya pindah,” jelas pria berusia 32 tahun itu.

Baca juga: Kisah Ibu di Aceh Utara Selamatkan 2 Anak Saat Rumahnya Diterjang Banjir

Hidup nomaden

Solehuddin sempat menyewa tempat indekos.

Namun, karena sudah tidak memiliki uang, dia hidup secara nomaden bersama anaknya.

“Kadang tinggal di emperan toko, rumah orang, pindah-pindah,” ucap dia.

Dia mengaku, rumah mertuanya juga ditempati oleh keluarganya sendiri.

Sudah tak bisa menampung dirinya, akhirnya Solehuddin memilih untuk tidak tinggal di sana.

Baca juga: Siap-siap, Bisa Naik Joyflight Keliling Jember Tiap Akhir Pekan

Tinggal di poskamling

Lalu, pada tahun 2020, dia juga menumpang untuk tinggal di halaman rumah warga di Kelurahan Baratan Kecamatan Patrang.

Namun, karena rumah tersebut dibangun, dia lagi-lagi terpaksa harus pindah.

“Kebetulan ada poskamling, akhirnya tinggal di sini,” jelas dia.

Solehuddin mengaku sudah setahun tinggal di tempat itu.

Untuk memenuhi kebutuhannya, dia bekerja serabutan, seperti membuat layang-layang untuk dijual hingga membantu tukang bengkel.

“Kadang anak saya ikut kalau bekerja,” tutur dia.

Ketika tinggal di Pakusari, kedua anaknya sempat sekolah. Namun, karena sudah sering berpindah-pindah, akhirnya sekolah mereka sudah tidak jelas.

”Apalagi sekarang daring, sudah lama tidak belajar,” tutur dia.

Baca juga: Kisah Petani Kopi Muda Banyuwangi Ubah Kebiasaan Turun Temurun, Wajibkan Petik Merah dan Pupuk Organik

Ilustrasi dokterKOMPAS.COM/millionsjoker Ilustrasi dokter
Bercita-cita menjadi dokter

Zahra Fitriani (9), bocah yang tinggal di poskamling mengaku memiliki cita-cita ingin menjadi dokter.

Sedangkan saudaranya, Putri, ingin menjadi pesilat. Namun, keduanya tidak bisa belajar dan tidur dengan nyaman. Sebab, tempat yang mereka tinggali kini sangat terbatas.

“Kalau saya ingin jadi dokter,” kata dia.

Dua bocah itu juga tak bisa berbuat banyak. Sebab, mereka tak memiliki buku untuk belajar.

Selain ikut sang ayah bekerja, mereka juga kerap bermain dengan teman-teman di sekitar lokasi poskamling.

Baca juga: Jember Deklarasi Jadi Pusat Kopi Robusta Terbaik di Indonesia

Pengakuan warga

Sementara itu, Anang Bahtiar Dwi Utomo, warga setempat, mengatakan, M Solehuddin juga sempat menumpang tinggal di rumah warga di dekat rumahnya.

Namun, karena rumah itu sudah dibangun, akhirnya Solehuddin pindah ke poskamling yang tidak dipakai tersebut.

“Dia izin pada pemilik tanah, ternyata diperbolehkan,” tutur dia. Setiap harinya, Solehuddin bekerja sebagai buruh kasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dia mengatakan, kedua anak Solehuddin tidak sekolah karena keterbatasan biaya. Untuk itu, dia berharap kondisi keluarga tersebut mendapat perhatian dari pemerintah.

“Saya juga sebagai Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinsos memohon mungkin ada yang berdonasi untuk kelayakan tempat tinggal dan kehidupan mereka,” papar dia.

Dia juga berharap agar ada kepedulian dari pemerintah agar kedua anak tersebut bisa kembali sekolah. Sebab, masa depan mereka masih panjang.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Jember Widy Prasetyo menambahkan, pihaknya sudah meminta anggotanya untuk melakukan assessment.

Rencananya dia akan mengunjungi Solehuddin dan anak-anaknya.

“Teman-teman Dinsos sudah saya minta assessment,” tutur dia.

Kompas.com bekerja sama dengan Kitabisa.com menggalang dana untuk membantu perjuangan Solehuddin dan 2 putrinya kecilnya, Zahra dan Putri. Anda bisa mengirimkan donasi dengan klik di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pergi ke Sawah, Pencari Rumput di Lampung Tewas Tersambar Petir

Pergi ke Sawah, Pencari Rumput di Lampung Tewas Tersambar Petir

Regional
Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Regional
Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Regional
Menteri PAN-RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Menteri PAN-RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Regional
Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Regional
Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Regional
Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Regional
Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Regional
Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Regional
Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Regional
Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com