Peristiwa yang terjadik di Samarinda, Kalimantan Timur, ini dipicu oleh masalah warisan.
Arsina menjelaskan, rumah kakak beradik ini saling berdampingan.
Hubungan mereka menjadi tidak harmonis setelah JS menjual tanah warisan milik orangtua. Ini terjadi pada 2017.
"Saat itu bagi hasilnya dianggap tidak adil," bebernya.
Baca juga: Pelaku Teror Bom yang Bikin Geger Warga Siantar Ditangkap, Mengaku Cuma Iseng
"Kata SL (korban) dia hanya dapat Rp 125 juta saja dari harga tanah yang dijual kakaknya JS miliaran rupiah," ungkap Arsina.
Dia menuturkan, JS kerap melakukan beragam teror kepada adiknya.
Akibat teror kotoran manusia itu, tidak ada yang membeli barang dagangan SL.
"Kebetulan si adik ini jualan buah-buahan depan rumah. Sampai buah-buahnya kena kotoran, terus dia cuci. Hampir 2 hari sekali kena teror itu. Orang-orang jadi enggak mau beli," terangnya.
Baca juga: Pengakuan Pembuat Video Teror Ketuk Pintu Tengah Malam: Tidak Ada Niat Buat Resah Masyarakat
Soal teror-teror itu, kata Arsina, korban mengaku tak mencurigai kakaknya.
Namun, hal itu berubah saat SL memergoki aksi kakaknya.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton | Editor: Dony Aprian)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.