Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi, Angka Pernikahan Dini Akibat Hamil Tidak Diinginkan di Yogya Meningkat

Kompas.com - 04/10/2021, 21:49 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Di masa pandemi Covid-19, angka pernikahan usia dini akibat hamil tidak diinginkan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meningkat.

 

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY Erlina Hidayati mengungkapkan, pada masa pandemi terjadi peningkatan dispensasi menikah pada usia anak.

 

"Iya naik, tetapi tidak signifikan banyak. Memang terlihat naik tajam karena ada perubahan batas usia menikah UU Pernikahan sekarang yang berlaku minimal usia menikah bagi perempuan itu 19 tahun," kata dia, Senin (4/10/2021).

Baca juga: Kunjungan Wisatawan ke Yogya Membeludak Saat Akhir Pekan, Sultan HB X: yang Penting Sudah Vaksin

 

Ia menyampaikan kenaikan terlihat tajam jika dilakukan analisa pada rentang usia 19 tahun, sedangkan untuk usia 18 tahun ke bawah peningkatan tidak terlalu tajam.

 

"Meningkatnya, sepertinya tajam tetapi setelah dianalisa 18 tahun ke bawah tidak meningkat tajam dari 270-an sekian menjadi 494. Artinya tidak signifikan, tiga kali lipat itu kalau dilihat keseluruhan sampai usia 19," ungkap dia.

 

Ia merinci, dispensasi nikah pada umur 13 tahun tahun 2020 lalu terdapat sebanyak 3 orang, usia 14 tahun sebanyak 12 orang, usia 15 tahun sebanyak 66 orang, usia 16 tahun 138 orang, usia 17 tahun 275 orang, dan usia 18 tahun 363 orang.

 

"Tetapi sebetulnya itu masih kurang, kebijakan dari BKKBN untuk pendewasaan usia perkawinan, usia ideal menikah perempuan itu 21 tahun untuk perempuan sedangkan pada laki-laki itu pada usia 25 tahun," jelas Erlina.

 

Menurut dia, jika ditinjau dari undang-undang, umur 19 tahun memang sudah diperbolehkan untuk menikah tetapi belum dewasa atau belum matang secara psikologis maupun ekonomi.

 

"19 itu iya diperbolehkan tetapi belum dewasa belum matang sempurna baik itu dari psikologi, ekonomi," kata dia.

Baca juga: Diminta Kekasihnya Gugurkan Kandungan, Perempuan di Semarang Bunuh Bayi yang Baru Dilahirkannya

 

Ia menambahkan tujuan menikah pada usia ideal supaya ke depan tidak terjadi banyak masalah seperti perceraian, atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

 

"Karena setelah kami analisis terjadinya banyak perceraian, konflik bahkan KDRT karena ketidakmatangan dari sisi ekonomi maupun sisi psikologis. Sehingga itu yang dimatangkan sebelum menikah," jelas dia.

 

Lanjut dia, kebanyakan dari mereka yang mengajukan dispensasi nikah diakibatkan karena kehamilan yang tidak diinginkan. 

 

Erlina merinci, permohonan dispensasi karena hamil tidak diinginkan di Kota Yogyakarta pada tahun 2020 sebanyak 125, Bantul 141, Kulonprogo 131, Gunungkidul 269, Sleman 343.

 

"Selama pandemi seharusnya, ketika anak-anak belajar di rumah artinya aktivitas banyak di rumah. Dispensasi nikah akibat hamil tidak diinginkan seharusnya itu kan turun. Tetapi yang terjadi dispensasi nikah karena hamil tidak diinginkan kok meningkat. Ini perlu dikaji lebih dalam. Kami belum mengkaji itu," ungkap Erlina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Regional
Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Regional
Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Regional
Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Regional
Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

Regional
Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Regional
Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Regional
Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com