BANDUNG, KOMPAS.com - Terletak di Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang, tiga pesantren ini berada dalam keterbatasan.
Ketiga pesantren tersebut yakni Roudhotul Mustofa, Al Falah, dan Al Hikmah. Para santri di pesantren tersebut belajar di kelas yang seadanya.
Seperti tempat belajar yang tidak berdinding, hingga kekurangan pondok atau tempat para santri menginap.
Baca juga: Mulai Agustus, Sekolah dan Pesantren di Jabar Jadi Sentra Vaksinasi
Bahkan di antara pesantren tersebut ada yang mengandalkan operasional pesantren dari ternak sejumlah domba. Ketika akan membangun pondok, mereka mengandalkan swadaya masyarakat.
Hal itu karena ketiga pondok pesantren tidak memungut satu rupiah pun pada santrinya alias gratis.
Kalaupun mereka memiliki uang, cukup menyumbang Rp 20.000-Rp 50.000 per bulan untuk tambahan bayar makan dan listrik.
Baca juga: Berkat Tenaga Surya, Tagihan Listrik Ponpes di Banjarnegara Berkurang Setengah
Tak miliki akses untuk dapatkan bantuan pemerintah
Buat ketiga pesantren, yang terpenting anak-anak bisa belajar dan mendapatkan ilmu.
"Kami hanya bisa mengandalkan pembiayaan secara swadaya untuk pengembangan pondok," ujar pimpinan Ponpes Al Falah, KH Encep Dedi saat dihubungi Senin (4/10/2021).
Dana swadaya tersebut berasal dari jaringan alumni maupun masyarakat sekitar. Untuk mendapatkan bantuan dari institusi lain ataupun pemerintah, ia mengaku tidak memiliki akses.
Untuk pengembangan kegiatan usaha para santri, pihaknya mendorong kemandirian ekonomi santri dengan beternak domba, menanam pisang, serta membuat cetakan tahu.
Ternak domba hingga bantuan beras
"Hasilnya digunakan untuk menunjang kegiatan mengaji para santri seperti membeli kitab. Saat ini ada 11 ekor domba yang diternak para santri. Kegiatan UKM ini perlu dikembangkan dalam pembinaan termasuk dukungan modal," beber Encep.
Pengurus Ponpes Al Falah, Lukman menambahkan, untuk kebutuhan makan para santri terkadang pihak ponpes mendapat bantuan pangan seperti beras.
"Tidak semua santri membawa bekal uang atau beras dari rumahnya. Jadi mereka makan apa adanya bareng sama pengurus Ponpes," ucap Lukman.
Sementara itu, pimpinan Ponpes Al Hikmah, KH Didin Muhyidin mengatakan hal serupa. Pihaknya tengah membangun ruang kelas baru secara swadaya untuk kegiatan mengaji 250-an santri.
Baca juga: Mengenal Pesantren ODGJ dan Anak Berkebutuhan Khusus di Gunungkidul, Santri Dididik Mandiri
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.