Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah Ibu dan Anak di Subang Kembali Diotopsi, Ini Alasan Polisi

Kompas.com - 04/10/2021, 14:49 WIB
Abba Gabrillin

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, masih terus didalami oleh polisi.

Informasi terkini, jenazah kedua korban, yakni Tuti dan Amalia Mustika Ratu, kembali diotopsi oleh polisi.

Seperti diketahui, kedua korban telah dimakamkan pada 19 Agustus 2021.

Baca juga: Ada Bukti Baru, Jenazah Ibu dan Anak Korban Pembunuhan di Subang Kembali Diotopsi

Lantas, apa alasan polisi kembali melakukan otopsi terhadap jenazah dua korban pembunuhan itu?

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Erdi A Chaniago mengatakan, penyidik menemukan sebuah bukti baru.

Menurut Erdi, otopsi perlu kembali dilakukan untuk mencari kesesuaian antara bukti yang ditemukan dengan kondisi jenazah.

Sebab, bukti baru tersebut diduga terkait dengan penyebab kematian korban.

"Kenapa kita lakukan otopsi lagi, karena kita sedang mencari kesesuaian antara bukti dan petunjuk yang telah kita temukan yang baru, dengan bukti penyebab kematian," kata Erdi saat dihubungi, Senin (4/10/2021).

Baca juga: Hari Ke-44 Pembunuhan Ibu Anak di Subang, Misteri Belum Juga Terungkap, Polisi: Kejahatannya Luar Biasa dan Terencana

Adapun kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini terjadi pada 18 Agustus 2021.

Kedua korban ditemukan meninggal dalam keadaan bertumpuk di bagasi mobil Toyota Alphard yang terparkir di pekarangan rumah mereka.

Orang pertama yang menemukan kedua korban adalah Yosef, suami Tuti.

Yosef merasa curiga setelah melihat banyak ceceran darah di rumahnya.

 

Kendala polisi

Meski sudah lebih dari sebulan, polisi belum juga menetapkan seorang tersangka dalam kasus ini.

Erdi mengatakan, kasus ini tergolong kejahatan luar biasa yang diduga sudah direncanakan secara matang.

Menurut Erdi, polisi akan bersikap profesional untuk menentukan siapa yang harus bertanggung jawab atas pembunuhan Tuti dan anaknya, Amalia.

Baca juga: Polisi Ungkap Kendala Pengungkapan Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Namun, polisi sempat mengalami kendala karena banyaknya spekulasi yang berkembang di media massa.

Menurut Erdi, masyarakat sebaiknya menyerahkan sepenuhnya kasus ini pada polisi dan menunggu dengan sabar proses penyidikan.

Erdi mengatakan, polisi masih mendalami pembuktian secara konvensional, mulai dari olah tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa kamera pengawas atau CCTV dan memperdalam keterangan saksi.

Penulis: Kontributor Bandung, Agie Permadi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com