Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bagus, Modal Riset Kata Kunci, Kini Sukses Jual 10.000 Daun Kering, Omzet Rp 20 Juta Sebulan

Kompas.com - 04/10/2021, 12:55 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Bagus Darmawan (32) mulai menekuni bisnis bunga kering dari dedaunan tanaman di rumahnya, Desa Sumber Beras, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, sejak Februari 2021.

Meski di tengah pandemi, penjualannya meroket menembus sekitar 10.000 buah dalam kurun waktu delapan bulan.

Jeli melihat peluang dan terus belajar memanfaatkan internet menjadi resep Bagus untuk mengembangkan usahanya.

Baca juga: UMKM Kota Madiun Bagikan Sepasang Ayam bagi Tiap Warga Terdampak Covid-19  

Bermula mundur dari pekerjaan

Kisah Bagus berawal sekitar 2018. Bapak satu anak ini memutuskan mundur dari pekerjaannya di pelayaran. Setelah itu ia memutuskan memulai usahanya sendiri.

Namun, perjalanannya tak melulu mulus. Membuka kafe dan beternak ayam petelur pernah ia lakukan.

Setali tiga uang, semua usahanya tersebut mengalami kegagalan.

Berulang kali gagal mencoba usaha rupanya tak membuat Bagus menyerah. Ia terus mencari peluang untuk menjadi wirausaha.

Hingga akhirnya, Bagus melihat salah satu toko online di marketplace yang berjualan bunga kering, awal 2021.

Menurutnya, jualan bunga kering dari dedaunan bisa menjadi sebuah peluang.

Baca juga: Gara-gara Istri Kerap Digoda, Pria di Banyuwangi Bacok Tetangga

Keliling desa memburu dedaunan

Bagus pun kemudian mengelilingi desanya untuk memburu dedaunan.

Ternyata, dia mendapati melimpahnya tanaman yang berpotensi dijadikan uang.

Tanaman itu antara lain palem sading yang ditanam di rumah warga hingga tumbuh liar di lahan-lahan kosong di pinggiran desanya.

Baca juga: Kisah Petani Kopi Muda Banyuwangi Ubah Kebiasaan Turun Temurun, Wajibkan Petik Merah dan Pupuk Organik

 

Ilustrasi Youtube.Cnet Ilustrasi Youtube.
Riset dengan kata kunci di Google

Kendati demikian, Bagus tak langsung mencari dan menjualnya.

Berbekal sejumlah artikel di internet dan video YouTube, ia melakukan sejumlah persiapan.

Pertama, melakukan riset pasar memanfaatkan Google Trends. Ia menuliskan kata kunci atau keyword "bunga kering". Ternyata volume pencarian kata kunci ini di Google sangat tinggi.

"Artinya banyak sekali yang mencari di Google pencarian," katanya.

Di sisi lain, persaingan untuk kata kunci ini masih terbuka luas.

Baca juga: Cerita Sarjana Fisika Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah Per Bulan dari Konfeksi Tas

Belajar dari internet

Setelah itu, Bagus mempelajari bagaimana mengolah daun palem sading hingga siap dijual dengan memanfaatkan internet.

Mulai mengeringkan daun, memotong, hingga cara membungkus untuk bisa dikirim melalui jasa ekspedisi.

Ia kemudian membuka toko online dan menggunakan kata kunci "bunga kering" dan "daun kering" pada deskripsi produknya.

Bunga kering yang ia olah sebelumnya difoto. Setelah itu diunggah ke toko online miliknya lengkap dengan deskripsi penjelasan produknya.

Rupanya, produk di toko online-nya banyak diminati.

Pemesanan terus meningkat dari hari ke hari. Penyebabnya, jika orang memasukkan kata kunci "bunga kering", tokonya sering ada di halaman pertama pencarian.

Baca juga: Usaha Servis Gitar Saat Pandemi, Omzet Nurkholis Capai Jutaan Rupiah Per Bulan

Omzet Rp 20 juta per bulan

Ia mengatakan, daun palem sading didapatkan dengan mendatangi rumah-rumah warga. Ia menawarkan diri untuk membeli daun-daun tersebut.

"Yang punya pohon malah senang ada yang bersihin pohon miliknya yang rimbun," katanya.

Satu pohon biasanya berisi hingga 50 batang daun. Tiap daun kadang ia beli Rp 1.000 hingga Rp 2.000.

Setelah dikeringkan dan dipotong sesuai ukuran dan bentuk, daun kering itu bisa terjual Rp 7.000 hingga Rp 12.000 sesuai kualitasnya.

Bunga kering dari daun ini biasanya dipesan untuk ornamen dan dekorasi pernikahan.

Pelanggannya berasal dari seluruh Indonesia. Bahkan, sempat beberapa kali dagangannya dikirim ke luar negeri, seperti Malaysia.

Menurut Bagus, setiap pemesanan biasanya mencapai 15 hingga 20 item.

Dengan penjualan yang terus meningkat, Bagus mengaku omzetnya bisa mencapai Rp 18 juta hingga Rp 20 juta sebulan.

Baca juga: Kisah Pengusaha Kelor Raup Omzet Rp 4 Miliar, Awalnya Dianggap Gila

Salah satu pekerja memotong daun kering Palem Sading untuk dijual online.Kompas.com/ Imam Rosidin Salah satu pekerja memotong daun kering Palem Sading untuk dijual online.
Ia mengaku, permintaan untuk bunga kering ini terus mengalami peningkatan.

Hal ini membuatnya terus mencari daun palem sading di area Banyuwangi.

Di sekitar tempat tinggalnya, bahan daun ini mulai menipis. Hal ini membuatnya harus mencari bahannya hingga ke kecamatan lain di Banyuwangi.

"Bahannya mulai sulit ditemukan. Jadi harus ke luar daerah untuk mencari," kata dia.

Baca juga: Cerita Nakes di RS Banyuwangi, Dulu Rawat 15 Pasien Covid-19 Sehari, Sekarang 2 Minggu Pernah Tak Rawat Sama Sekali

Selain bunga kering dari daun palem sading, Bagus kini juga melirik tanaman lain, misalnya daun sirsak, buah pinah, dan buah mengkudu untuk jamu.

Semuanya laku dengan menggunakan teknik yang sama, yakni kata kunci yang tepat saat mengunggah di marketplace.

Ke depan, ia ingin terus berinovasi dengan menjual berbagai tanaman yang jarang dilirik tetapi ternyata laku di pasaran, misalnya bunga dari jagung untuk hiasan di rumah.

Ia mengakui, kehadiran marketplace dan berkembangnya dunia digital membuat peluang berusaha makin mudah.

Selain itu, marketplace tak membutuhkan banyak modal karena tak perlu membuka toko fisik. Semua bisa dikerjakan dari rumah.

Terlebih lagi, pasarnya lebih luas dan bisa menjangkau seluruh Indonesia.

Penjualan yang terus naik membuat Bagus membuka lowongan kerja.

Saat ini, ia dibantu oleh tiga pekerjanya untuk membantu memotong daun, membersihkannya, hingga mengemas.

Baca juga: UMKM Kota Madiun Bagikan Sepasang Ayam bagi Tiap Warga Terdampak Covid-19  

Ketua Asosiasi Kuliner, Kaus, Kerajinan, Aksesoris, dan Batik (Akrab) Banyuwangi Samsudin mengatakan, pandemi membuat dunia UMKM di Banyuwangi terpukul.

Akrab merupakan kumpulan asosiasi UKM dan IKM yang berada di Banyuwangi dengan anggota sekitar 800 wirausaha.

Ia mengatakan, hampir semua anggota Akrab pendapatannya menurun. Penurunannya bisa 40 hingga 50 persen.

Bahkan, ada sejumlah UKM yang sampai gulung tikar dan terpaksa beralih profesi.

"Terutama untuk kerajinan seperti kayu itu yang terdampak. Ada yang bertahan ada yang beralih profesi," katanya saat dihubungi.

Namun, berbagai upaya dilakukan untuk membuat dunia UMKM terus bergeliat di tengah pandemi Covid-19. Satu di antaranya adalah konversi ke penjualan online.

Baca juga: Di Merauke, 140 UMKM Asli Papua Meriahkan PON XX, Ada Tas Noken hingga Minyak Kayu Putih

Sebelum pandemi, dari semua anggotanya yang sudah memanfaatkan penjualan online sekitar 20 persen. Sisanya masih nyaman dengan penjualan secara konvensional atau offline.

"Sebelum pandemi itu hampir 20 persen yang sudah main di online dan yang lain masih offline atau keliling, nitip di toko karena sudah nyaman dan jalan," katanya.

Namun, pandemi membuat banyak UMKM sadar untuk beralih memanfaatkan penjualan secara daring.

Pelatihan dilakukan bersama dinas-dinas terkait untuk digitalisasi UMKM. Selain itu, pelatihan juga melibatkan sejumlah marketplace, seperti Bukalapak, Tokopedia, dan Shopee.

Pelatihan tersebut seperti teknik berjualan online, perbaikan kemasan, branding, dan perbaikan tampilan di toko online memanfaatkan fotografi.

"Kemudian promo di media sosial hingga di marketplace," kata dia.

Perlahan kini hampir 90 persen anggotanya sudah mempunyai toko online masing-masing.

Meski demikian, sebagian masih ada yang kesulitan karena banyak anggotanya yang masih gagap teknologi.

"Teman-teman yang pendidikan di bawah kebanyakan kesulitan mengaplikasikannya. Gaptek ini memang terjadi di kami," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com