Desain obor api PON ini merupakan karya Reza yang kedua. Sebelumnya, ia mendesain obor PON Jawa Barat 2016.
Kirab api PON Papua XX diawali dari area Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Migas (PLTMG) Klamono, Kabupaten Sorong, Papua Barat.
Lokasi ini merupakan salah satu ladang minyak dan gas yang memiliki sumur tertua (pompa angguk) yang ada di Indonesia.
Dari sumur migas inilah, api alam tersebut melakukan perjalanan udara, darat, maupun danau melintasi jarak ribuan kilometer.
Klamono sendiri di tanah Papua termasuk dalam wilayah adat Doberai.
Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan 7 Arena PON XX Papua, dari Istora Papua Bangkit hingga Lapangan Sepatu Roda
Api abadi dari Klamono diambil dalam bentuk lentera dan diiringi oleh obor PON lainnya.
Setelah sehari diarak di Kota Sorong, obor api PON Papua dibawa mengelilingi lima wilayah adat di Provinsi Papua selama enam hari berturut-turut dari 27 September hingga 2 Oktober 2021.
Kirab Api PON XX dimulai dari Biak (Saereri), Timika (Mee Pago), Wamena (Lapago), Merauke (Anim Ha), Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura (Mamta), dan berakhir di Stadion Lukas Enembe Kabupaten Jayapura.
Baca juga: Saat Presiden Jokowi Main Bola di Pembukaan PON XX Papua
Satu hal, pesan terpenting dari momen obor api PON XX Papua ini adalah semuanya merupakan produksi dalam negeri.
Sementara itu Antropolog Enrico Kondologit mengungkapkan, selama ini ada salah persepsi di masyarakat seolah tifa hanya dipakai di wilayah pegunungan.
Menurutnya tifa juga dipakai mulai dari masyarakat di wilayah pantai hingga pegunungan terutama di daerah Pegunungan Bintang.
Sejak 2010, tifa sudah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda.
Baca juga: Suara Serak Gubernur Lukas Enembe Saat Pembukaan PON XX Papua, Jubir: Beliau Terharu
Artinya simbol harapan dan berusaha atau bekerja keras.
Selanjutnya ada motif lipan/lintah di wilayah adat Ha Anim (Asmat, Kamoro, Malind Anim).