Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Sriwijaya Senilai Rp 130 Miliar Mangkrak karena Korupsi, Digadang-gadang Jadi Terbesar di Asia Tenggara

Kompas.com - 02/10/2021, 12:22 WIB
Rachmawati

Editor

Tak ada aktivitas pembangunan masjid

Pada Kamis (23/9/2021), Nurlela (42), warga sekitar mengatakan sudah seminggu terakhir tak ada aktivitas pembangunan masjid.

"Tidak ada yang keluar masuk selama beberapa hari bahkan seminggu ini, bangunan itu tidak didatangi orang. Saya juga kurang tau karena tidak terlihat pagar masuknya," kata Nurlela.

Ia mengetahui jika ada bangunan di dalamnya, tetapi apa yang sedang dibangun Nurlela mengaku tak tahu.

"Seingat saya ada yang bilang mau dibangun masjid tapi belum tau juga," katanya.

Baca juga: Dalam Sidang, Alex Noerdin Beberkan Kronologi Pembangunan Masjid Sriwijaya

Nasaruddin (49) juga tidak melihat adanya aktivitas di lokasi bangunan Masjid Raya Sriwijaya.

"Saya cuma buka toko saja ke sini datang pagi pulang sore. Selama itu saya tidak lihat ada yang masuk-masuk ke dalam sana, " katanya sambil menunjuk bangunan.

Semnetara Sandy (20), warga RT 11 yang tinggal tepat di seberang pintu masuk Masjid Raya Sriwijaya mengaku sempat melihat ada dua bus yang masuk ke dalam lokasi pembangunan.

"Tiga hari lalu ada yang masuk bus dua unit, tapi cuma sebentar. Saya tidak tahu bus apa itu, " ujarnya.

Baca juga: Ini Alasan Kejati Sumsel Tetapkan Alex Noerdin Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Masjid Sriwijaya

Pembangunan tak akan dilanjutkan

Bagian atas proyek mangkrak Masjid Raya Sriwijaya di Kawasan Jakabaring Palembang, Rabu (29/9/2021). Proyek ini dibangun dengan menggunakan dana hibah Pemprov Sumsel sekitar Rp 130 miliar.KOMPAS/RHAMA PURNA JATI Bagian atas proyek mangkrak Masjid Raya Sriwijaya di Kawasan Jakabaring Palembang, Rabu (29/9/2021). Proyek ini dibangun dengan menggunakan dana hibah Pemprov Sumsel sekitar Rp 130 miliar.
Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru mengatakan untuk pembangunan kelanjutannya tidak akan dilakukan di tempat yang sekarang sedang mangkrak.

"Kenapa? Tahun ini ada anggarannya Rp 200 miliar tidak kita lanjutkan," kata Deru saat diwawancarai Tribun Sumsel di Kantor Gubernur Sumsel, Kamis (23/9/2021).

Dia mengaku sudah berdiskusi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan aparat penegak hukum.

Jika dipaksakan dibangun, dengan mengabaikan kasus yang ada, bukan tidak mungkin ketika diaudit kontruksinya basement yang sudah dibangun lama itu ternyata tidak sesuai dengan konstruksi yang ditentukan dalam kontrak.

Baca juga: Kejagung: Alex Noerdin Perintahkan Pencairan Dana Hibah Pembangunan Masjid Sriwijaya Tanpa Proposal

"Kalau sampai begitu tentu akan berakibat pada bangun atasnya. Sebenarnya anggaran Rp 200 miliarnya ada, cuma karena seperti ini maka kita guna kan ketempat lainnya dulu," jelasnya.

Menurut Deru, Sumsel harus tetap ada Islamic Center, namun akan dibangun di tempat lain

Saat ditanya tentang kasus Alex Noerdin, mantan Gubernur Sumsel yang ditetapkan sebagai tersangka, dalam perkara dugaan korupsi dana hibah pembangunan Masjid Raya Sriwijaya Palembang, Deru enggan berkomentar.

"Saya serba salah, kemarin saya bilang prihatin disalahkan orang. Hari ini ditanya lagi, saya kembalikan ke hati nurani Anda saja. Saya tidak mau komentar karena ini rumah ibadah," katanya.

"Yang jelas komentar tentang proses hukumnya bisa ditanyakan Kejati," katanya.

Baca juga: Kasus Pembangunan Masjid Sriwijaya yang Libatkan Alex Noerdin Diduga Rugikan Negara Rp 130 Miliar

Berharap terealisasi

Sisa tiang pancang di proyek mangkrak Masjid Raya Sriwijaya, Selasa (29/9/2021). Proyek ini menimbulkan kerugian negara hingga Rp 130 miliar.KOMPAS/RHAMA PURNA JATI Sisa tiang pancang di proyek mangkrak Masjid Raya Sriwijaya, Selasa (29/9/2021). Proyek ini menimbulkan kerugian negara hingga Rp 130 miliar.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang sempat memegang jabatan Dewan Penasehat Pembangunan Masjid Sriwijaya, Prof Jimly Asshiddiqie, berharap pembangunan masjid tetap terealisasi meski sejumlah mantan pejabat di Sumsel tersandung kasus dugaan korupsi.

"Kita percayakan saja sepenuhnya kepada aparat penegak hukum, untuk dugaan kasus korupsinya," kata Jimlly saat dihubungi Tribun Sumsel melalui pesan WhatsApp.

Jimly berdoa ada jalan hingga pembangunan masjid tersebut teralisasikan. Apalagi belum ada dalam sejarah, pembangunan masjid batal dibangun.

"Mudah-mudahan jangan sampai, masjid ini memecahkan record di dunia sebagai satu-satunya yang tidak jadi dibangun, karena kasus tanah yang merembet-rembet jadi kasus korupsi," katanya.

Baca juga: Alex Noerdin Ditetapkan Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Masjid Sriwijaya

Jangan terburu-buru

Sementara itu Ahli Kebijakan Publik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr MH Thamrin MSi mengatakan meski pembangunan masjid itu bermasalah, namun dana yang telah diinvestasikan harus tetap dimaksimalkan.

"Pertama Masjid Sriwijaya ini penuh masalah dari sisi kebijakan, kenapa ia bermasalah, yang jelas transparansi tidak ada. Sekarang bagaimana menghapus masalah ini, jangan dengan cara jalan terburu- buru," kata Thamrin, Jumat (24/9/2021).

Diungkapkan Thamrin, meski putusan Herman Deru itu dikatakannya semua sudah dibahas dengan Forum Komunikasi pimpinan daerah (Forkompinda), namun harus juga dilakukan kajian mendalam.

Baca juga: Ditanya Hakim soal Rencana Pembangunan Masjid Sriwijaya, Saksi: Saya Tidak Tahu

Wakil Bupati Kabupaten Ogan Ilir Ardani saat menjadi saksi di persidangan perkara korupsi pembangunan masjid Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (30/9/2021).KOMPAS.com/AJI YK PUTRA Wakil Bupati Kabupaten Ogan Ilir Ardani saat menjadi saksi di persidangan perkara korupsi pembangunan masjid Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (30/9/2021).
"Jangan hanya rapat forkompinda sekali dua kali, tapi harus ada kajian mendalam. Apalagi masjid ini monumental dan sudah ada duit rakyat yang masuk di situ," jelasnya.

Ditambahkan Thamrin, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel seharusnya memiliki skenario yang banyak pilihan, bukan hanya sekedar membatalkan. Namun yang paling penting meminimalkan resiko kerugian selama ini, dari investasi yang sudah dilakukan.

"Saran saya, jangan dahulu terburu- buru memutuskan seperti itu, tapi buat kajian mendalam dahulu tentang kelayakan investasinya selama ini, dan dihitung dulu biaya tenggelamnya (cost), karena sudah pintu masuk, dan duit yang hilang itu bukan sekedar hilang nantinya karena duit rakyat, harus dipertanggungjawabkan walaupun terjadi dimasa lalu. Singkat cerita jangan terburu- burulah tapi buat kajian mendalam," sarannya.

Baca juga: Saksi Kasus Masjid Sriwijaya Terus Berkelit Saat Ditanya, Hakim: Saudara, Jangan Takut Sama Terdakwa

Menurutnya jika pun pembangunan masjid Sriwijaya dilanjutkan kembali, harus sudah melalui proses kajian, dan proses hukum tetap dipisahkan, mengingat aset yang ada juga tidak disita Kejaksaan.

"Artinya, tugas kita berikutnya bagaimana membangun untuk mengatasi masalah yang lama, dengan kehati- hatian sehingga perlu transparansi kehatian kedepan. Kalau memang tidak terbangun jelas jadi sejarah dan mau apalagi, dan jadi monumen masjid tak sudah, kalau di Bengkulu ada monumen dendam tak sudah," pungkasnya

SUMBER: KOMPAS.id, TribunSumsel.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Regional
Isak Tangis Keluarga di Makam Eks Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Isak Tangis Keluarga di Makam Eks Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Regional
Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Regional
Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Regional
Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com