Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluar dari Dunia Hitam, Maman Dapatkan Ketenangan Hidup dengan Menjadi Petani

Kompas.com - 02/10/2021, 11:52 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena memiliki tanah yang subur dan sebagian penduduknya bekerja sebagai petani.

Sayangnya, fakta tersebut tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan para petani sebagai tulang punggung ketersediaan pangan nasional.

Kondisi tersebut disebabkan beberapa faktor, antara lain pola pertanian di Indonesia yang mayoritas masih konvensional dan literasi para petani yang minim untuk memaksimalkan potensi lahan pertanian.

Padahal, profesi petani di Indonesia memberikan peluang besar untuk mendapatkan keuntungan yang melimpah.

Hal tersebut disadari oleh Mamat Rahmad (41), seorang petani asal Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Ia merupakan salah satu petani binaan program Desa Tani besutan Dompet Dhuafa Jawa Barat.

Dengan keinginan tinggi untuk menggarap pertanian berbasis keilmuan, Mamat bersemangat untuk mengikuti program Desa Tani Dompet Dhuafa.

Pria yang kerap disapa Mamang itu mengatakan bahwa bertani harus menggunakan ilmu. Bila zaman dulu orang tua bertani hanya sekedar menanam dan panen dengan hasil pas-pasan, petani zaman sekarang seharusnya bisa mendapatkan hasil lebih baik bila bertani menggunakan ilmu.

“Bila menggunakan ilmu, hasil pertanian bisa meningkat. Tanah juga tidak rusak karena pola yang salah tidak digunakan lagi. Misalnya, terlalu banyak menggunakan bahan kimia tanpa ukuran jelas,” ujar Mamang dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (2/10/2021).

Mamang mengaku, potensi keuntungan bukan satu-satunya yang mendorong dirinya untuk meneruskan kiprah orangtuanya menjadi seorang petani.

Baginya, menjadi seorang petani merupakan terapi penyembuhan paling efektif bagi dirinya. Sebelumnya, Mamat terus beralih profesi di Kota Bandung selama 11 tahun. Bahkan, ia pernah terjatuh dalam dunia gelap narkotika.

Ia mengaku, sudah dua kali mendekam di hotel prodeo karena kedapatan memiliki narkoba.

Setelah kejadian tersebut, ia pun berpikir untuk kembali ke kampung halamannya dan menjadi petani seperti orangtuanya dulu.

“Sekarang, hati saya tenang, pikiran tidak pusing, badan saya juga jadi sehat karena tidak menggunakan narkoba lagi. Dengan kegiatan sehari-hari menggarap lahan, saya selalu bergerak dan cepat lepas dari ketergantungan narkoba,” kata Mamang.

Kebangkitan Mamang

Kebangkitan Mamang dari dunia kelam menjadi seorang petani hortikultura tidak serta merta tanpa hambatan. Kurangnya modal untuk memiliki lahan pribadi dan sarana lain, seperti bibit dan pupuk, membuat Mamat harus memutar otak demi menjalankan tekadnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com