KOMPAS.com - Kisah haru Rohendi di Bandung, Jawa Barat, yang mengaku anak gadisnya dibawa kabur teman wanitanya berinisial CA, menjadi sorotan.
Menurut Rohendi, putrinya Rafa Mutiara Zahra (5), diduga telah dibawa pergi oleh CA selama sepekan.
Selain itu, berita perjuangan puluhan siswa di Raja Ampat, Papua Barat, untuk mengikuti tes komputer patut mendapat apresiasi.
Puluhan siswa itu terpaksa berjam-jam menyeberangi laut untuk sampai ke Ibu Kota Waisai.
Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:
Rohendi mengaku, saat ini dirinya tak tahu keberadaan Rafa. Putrinya itu, kata Rohendi, terakhir kali pergi bersama CA, wanita asal Surabaya.
Rofendi mengaku sempat video call dengan putrinya itu. Namun, saat itu dirinya merasa anaknya tampak sedih.
"Anakku kayak yang punya beban, takut, dia kayak didoktrin untuk bilang 'kamu dipukul ayah'. Bicaranya (CA) itu kedengaran, anak juga kayak yang enggak mau ngomong sebenarnya, setiap mau bicara dia lihat ke atas dulu kayak takut," kata Rohendi.
Baca berita selengkapnya: Putrinya Hilang Sepekan dan Minta Pulang Saat "Video Call"
Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Minahasa Utara, Styvi Watupongoh angkat bicara soal kasus pelantikan kepala sekolah yang sekolahnya tak ada.
Dirinya mengakui bahwa ada kekeliruan saat input nama. Saat ini, lanjutnya, sedang dalam tahap revisi.
"Terjadi kekeliruan penginputan nama dan jabatan yang disodorkan dinas pendidikan," ucapnya, Jumat (1/10/2021).
Baca berita selengkapnya: Di Balik Pelantikan Kepsek Sekolah Fiktif di Minahasa Utara, Salah Input Nama dan Nasib Guru RDBA
PLH Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Raja Ampat Rahman Rumlus mengatakan, puluhan siswanya harus menyeberangi laut selama tiga jam untuk kegiatan ujian Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).
Ujian itu, kata Rahman, wajib untuk diikuti siswa SMA di seluruh Indonesia, termasuk di Raja Ampat.
"Kendala terbesar di SMA Negeri 8 Raja Ampat kita tidak mempunyai laboratorium komputer, Maka ini wajib kami harus melewati lautan dari Salawati sampai di Ibu Kota Waisai Raja Ampat," kata dia.
Baca berita selengkapnya: Kisah Puluhan Siswa di Raja Ampat, 3 Jam Seberangi Lautan demi Ikuti Ujian Komputer