KOMPAS.com - Roda nasib berputar bagi pria asal Purwakarta, Jawa Barat, bernama Mahdum. Jika pada 2000-2011 dia mengadu nasib dari Sulawesi, Jambi hingga Jakarta jadi kuli bangunan, maka saat ini dia sudah jadi kepala desa yang kaya berkat usahanya.
Mahdum saat ini merupakan Kades Ciririp, di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwkarta, Jabar. Lokasi desa ini sekitar 15 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Purwakarta.
Berikut cerita lika-liku kehidupannya hingga berjuluk "Kades Sultan".
Mahdum bercerita, ia merupakan anak dari keluarga kaya di desanya. Bahkan, keluarganya punya hampir separuh tanah di desa tersebut.
Namun, sejak muda ia bandel dan ingin berjuang sendiri, sehingga ia memilih mengadu nasib ke Sulawesi sejak tahun 2000.
"Dari tahun 2000 saya di Sulawesi, selama 5 tahun di sana saya pindah ke merantau ke Jambi, masih jadi kuli bangunan," kata Mahdum di rumahnya, Jumat (1/10/2021), seperti dikutip dari TribunJabar.id.
Baca juga: Dulu Miskin dan Tertinggal, Desa di Bandung Ini Raih Omzet Rp 30 Miliar, Ini Ceritanya
Jadi kuli di Jakarta, tidur beralaskan kantong semen
Singkat cerita, awal 2010 ia pindah merantau ke Ibu Kota Jakarta, namun masih jadi kuli bangunan,
"Ini pengalaman paling pahit di Jakarta, saya sampai tidur beralaskan kantong semen. Gajian telat, suka ditunda, sulit makan," lanjut Mahdum.
Setelah satu tahun mencicipi pahitnya menjadi kuli di Jakarta, Mahdum memutuskan kembali ke kampung halamannya.
Kali ini ia memutuskan untuk untuk berwirausaha. Ia tak malu kembali ke kampung dan bekerja jadi sopir perahu.
"Saya di kampung mengawali usaha jadi sopir (perahu) bargas, dari sini saya kenal beberapa petambak ikan, sampai akhirnya saya ikut borong ikan dari petambak," ujar Mahdum.
Jadi sopir perahu, sampai punya 600 tambak ikan
Selama 3 tahun berjalan mengawali usaha jadi supir perahu bargas, ia kemudian bisa punya enam tambak ikan di Bendungan Jatiluhur. Mahdum pun memulai usahanya sendiri di bidang jual beli ikan.
"Sambil saya jual beli ikan di tambak sendiri, bermodalkan kepercayaan saya lalu menjualkan ikan para petambak yang ada di sini, sampai akhir tahun 2018 saya sudah punya 600 tambak ikan," kata dia.