Itu menurutnya waktu yang lama bagi para peternak untuk bertahan. Bahkan, kini tidak sedikit peternak yang gulung tikar karena merasa berat.
"Dampaknya kami juga mengurangi tenaga kerja. Menambah pengangguran," ucapnya.
Oleh sebab itu, ia berharap ada campur tangan pemerintah untuk segera melakukan stabilisasi harga.
Selain itu, ia juga berharap pemerintah menghentikan budidaya unggas oleh pembudidaya integrator dan menyerahkan sepenuhnya budidaya ke peternakan rakyat.
Aksi terapkan protokol kesehatan
Nafi menegaskan, aksi tersebut mematuhi protokol kesehatan. Bahkan memberi masker kepada warga sasaran pembagian telur yang kedapatan tidak bermasker.
Baca juga: Warung di Kawasan Perbelanjaan Kediri Hangus Terbakar, Pemilik Rugi Rp 50 Juta
Untuk memecah potensi kerumunan di Terminal Sambi, selain memajukan jadwal beberapa jam lebih awal, para peternak juga membagikan telur secara berkeliling menggunakan mobil.
Adapun pihak keamanan, juga menjaga ketat aksi tersebut mengingat masih dalam kondisi pandemi.
Kapolsek Ringinrejo Ajun Komisaris Didik Sigit mengatakan, ada 75 personel gabungan yang mengamankan aksi tersebut.
Upayanya yang dilakukan untuk mencegah kerumunan, kata Didik, selain mengurangi pemusatan aksi di terminal Sambi, juga mengusulkan pembagian telur secara mobile maupun door to door.
"Alhamdulillah berjalan lancar tanpa kerumunan," ujarnya dalam sambungan telepon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.