UNGARAN, KOMPAS.com - Awal 2020, Nurkholis warga Tegaron, Banyubiru, Kabupaten Semarang, bertekad membuka usaha sendiri.
Dia yang selama beberapa tahun bekerja sebagai perajin gitar mulai merintis pekerjaan sebagai tukang servis gitar.
Nurkholis membuka usahanya di kompleks Ruko UKM Kerep Ambarawa.
"Saya optimistis akan mampu survive karena pemain gitar sangat banyak dan termasuk alat musik yang mudah dimainkan siapa saja," ujarnya, Jumat (1/10/2021) saat ditemui.
Baca juga: Kisah Usaha Pengrajin Gitar di Aceh, Menjaga Kualitas Sambil Meraup Untung
Awalnya, semua tampak berjalan sesuai rencana. Penghasilannya mencapai kisaran Rp 6 juta per bulan. Hingga pandemi Covid-19 menyerang dunia yang berdampak terhadap usahanya.
"Awal-awal pandemi dampaknya memang belum terasa, hingga mulai banyak pembatasan-pembatasan itu, usaha servis gitar ikut merasakan akibat pandemi," kata Nurkholis.
Menurut dia, efek yang paling dirasakan adalah karena banyak sparepart gitar yang masih impor.
"Memang kebanyakan aksesori ini dari China, Taiwan, dan Korea. Saya mencarinya secara online. Tapi karena pandemi, ekspedisi terganggu banyak pengiriman barang yang delay," papar Nurkholis.
Karena kondisi tersebut, ia banyak menolak permintaan servis gitar.
"Kalau ada pergantian spareparts memang susah. Tapi kalau yang servis-servis ringan tetap dikerjakan. Ya jadinya ada penurunan hingga 50 persen," ungkapnya.
Biaya servis gitar dipatok mulai Rp 50.000 untuk kerusakan ringan.
"Memang biaya dan waktu perbaikan tergantung kerusakan. Paling banyak itu patah neck, servis fret dan bodi. Kalau minta restorasi dan cat itu lebih lama, bisa sampai dua minggu. Bisa untuk gitar listrik dan akustik," kata Nurkholis.
Baca juga: Operasi Madago Raya Diperpanjang,1.500 Personel Dilibatkan Buru Sisa DPO MIT
Nurkholis menegaskan akan tetap setia menjalani pekerjaannya sebagai perajin gitar karena bercita-cita membuka lapangan pekerjaan.
"Tetap bertahan, apalagi saat ini mulai ada kelonggaran dari pemerintah terkait PPKM. Event musik meski terbatas mulai ada, jadi saya yakin akan banyak yang membutuhkan jasa servis alat musik," terangnya.
Sementara itu, Wahyu Santoso asal Ampel, Kabupaten Boyolali, mengaku tahu servis gitar Nurkholis dari media sosial.
Pelajar berusia 17 tahun itu memperbaiki gitarnya yang bersuara buzzing karena lama tak dimainkan.
"Suara gitarnya sudah pecah-pecah. Daripada beli baru, mending diservis karena lebih murah," ucapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.