BENGKULU, KOMPAS.com - Sebanyak 27 desa di Provinsi Bengkulu terdampak banjir dan longsor.
Adapun desa tersebut tersebar di tiga kecamatan yakni, Kecamatan Tetap, Semidang Gumay dan Kecamatan Kaur Selatan, Kabupaten Kaur.
"Berdasarkan informasi yang diterima dari Kabupaten Kaur ada 25 desa di tiga kecamatan terendam banjir dan dua desa di Kecamatan Tetap juga terjadi longsor," kata Kepala Bidang Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu Khristian Hermansyah dikutip dari Antara, Jumat (1/10/2021).
Baca juga: 1.500 Rumah di Bengkulu Terdampak Banjir
Dia mengatakan, desa yang terendam banjir tersebut meliputi Desa Padang Genting, Suka Bandung, Air Dingin, Pasar Baru, Pasar Lama, Gedung Sako, Jembatan Dua, Tanjung Besar, Pengubaian, Pahlawan Ratu, Pasar Sauh, Kepala Pasar, Padang Petron, Sawah Jangkung, Selasih, Sekunyit, Gedung Sako II, Sinar Pagi, dan Desa Bandar di Kecamatan Kaur Selatan.
Kemudian Desa Muara Tetap dan Padang Binjai di Kecamatan Tetap, serta Desa Cahya Bathin di Kecamatan Semidang Gumay.
Baca juga: Longsor di Bengkulu Tengah Menutup Badan Jalan
Sementara desa yang mengalami longsor berada di Desa Pagar Dewa dan Desa Tanjung Dalam di Kecamatan Tetap.
Khristian menjelaskan, penyebab terjadinya bencana banjir dan longsor itu akibat hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa jam dari pukul 15.30 hingga 18.30 WIB.
Pihaknya pun saat ini membutuhkan bantuan makanan cepat saji, peralatan kebersihan lingkungan, obat-obatan dan vitamin bagi masyarakat.
"Kendala yang kami hadapi masih kurangnya pendistribusian logistik, masyarakat yang mengharapkan penataan pemukiman, kurangnya sarana pendukung penanganan serta masih dalam suasana banjir," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Kabupaten Kaur di Bengkulu terdampak banjir, Rabu (29/9/2021).
Adapun sebanyak 1.500 rumah terendam akibat banjir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kaur Ujang Syafiri mengatakan, peristiwa itu akibat dari hujan deras yang terjadi sejak sore dengan intensitas tinggi.
"Ada banyak sungai tak mampu lagi menerima kiriman air dari hulu, sehingga air meluber ke permukiman," ungkapnya, Kamis (30/9/2021).
(Penulis Kontributor Bengkulu, Firmansyah | Editor Abba Gabrillin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.