Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelar Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Keganasan PKI, Bupati: Madiun Jadi Korban Kekejaman PKI

Kompas.com - 01/10/2021, 12:08 WIB
Muhlis Al Alawi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com- Pemerintah Kabupaten Madiun menggelar upacara hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Jumat (1/10/2021). 

Upacara yang digelar di monumen tempat PKI membantai ulama dan sejumlah tokoh itu menjadi bagian cara untuk menghilangkan stigma Madiun sebagai basis PKI. 

"Upacara ini digelar di monumen pembantaian keganasan PKI agar generasi memahami sejarah bahwa Kabupaten Madiun merupakan korban kekejaman PKI, untuk itu stigma yang jelek itu bisa hilang dengan inovasi," kata Bupati Madiun Ahmad Dawami usai mengikuti upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Jumat (1/10/2021). 

Baca juga: Cerita Mbah Painem, Nenek Penjual Jamu Tradisional di Madiun, Berkeliling demi Menyambung Hidup

Sudah menjadi tradisi, Kabupaten Madiun mengadakan upacara di Monumen Kresek setiap tanggal 1 Oktober.

Hanya saja, Pemkab Madiun kali ini mengikuti upacara secara virtual yang digelar pemerintah pusat di Monumen Kesaktian Pancasila di Jakarta.

Kendati demikian, upacara secara virtual tetap dilakukan di Monumen Kresek, Desa Kresek, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun.

Di lokasi monumen itu dibangun, ada 17 warga mulai dari kalangan ulama, pejabat pemerintah, polisi, tentara hingga wartawan dibantai dengan kejam oleh PKI pimpinan Muso. 

Baca juga: Dugaan Korupsi Dana PBB P2 Sebesar Rp 150 Juta, Pensiunan PNS Bapenda Madiun Ditahan

Menurut Kaji Mbing, panggilan akrab Ahmad Dawami, inovasi menjadikan Madiun sebagai kampung pesilat menggerus anggapan bahwa daerahnya bukan bagian dari PKI. 

"Tetapi kita adalah kampung pesilat karena orang Madiun yang pertama kali melawan PKI. Bukan pelakunya tetapi justru kami yang melawan," kata Kaji Mbing. 

Baca juga: Remaja di Madiun Pakai Uang Hasil Curian untuk Sewa PSK, Polisi: Tersangka Ini Menderita Sifilis

 

Kaji Mbing mengatakan, Kabupaten Madiun menjadi pusat aksi PKI saat terjadi pemberontakan yang didalangi PKI pada tahun 1948.

Menurutnya, tidak ada sumber mengatakan, lahirnya PKI atau pelaku PKI yang berasal dari Kabupaten Madiun. 

Tiga tahun menjabat sebagai bupati Madiun, Kaji Mbing mengklaim cap daerahnya sebagai basis PKI sudah mulai memudar. 

Baca juga: Pemkot Madiun Belum Izinkan Konser dan Hajatan Skala Besar, Wali Kota: Takut Nanti Level PPKM Naik...

Hal itu seiring dengan gencarnya pemerintah daerah mengusung nama Madiun sebagai kampung pesilat Indonesia.

Pasalnya banyak perguruan pencak silat yang pusat padepokannya berada di Kabupaten Madiun. 

"Kalau tuntas belum. Tetapi setidaknya sudah bergeser yang lebih baik lagi dengan adanya ikon kampung pesilat yang dari tingkat kabupaten hingga desa," tutur Kaji Mbing. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Kilas Daerah
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

Regional
Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Regional
Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com