Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Sejarah Bangunan Kantor Pos di Gresik, Dahulu adalah Loji VOC

Kompas.com - 01/10/2021, 08:56 WIB
Hamzah Arfah,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Menjadi salah satu pelabuhan tertua, Pelabuhan Gresik menyimpan banyak cerita masa lalu dan bersejarah.

Tidak jauh dari lokasi Pelabuhan Gresik, terdapat kantor pos yang berada di Jalan Basuki Rakhmat, Gresik.

Bangunan bernomor 23 itu berada di kawasan Kelurahan Bedilan.

Baca juga: Gunakan Jaring Trawl untuk Menangkap Ikan, 2 Nelayan Diamankan Polairud Polres Gresik

Gedung kantor pos tersebut, rupanya menyimpan cerita sebagai bekas loji VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) kongsi dagang Hindia Timur Belanda.

Loji sendiri berarti tempat tinggal, kantor atau gudang tempat bangsa tersebut melakukan kegiatan perdagangan di kota-kota seberang laut.

Dahulu, VOC dibentuk oleh pengusaha Belanda untuk menjalankan kegiatan monopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah Indonesia, yang dulu dikenal sebagai Hindia Timur.

Rempah-rempah tersebut seperti pala, lada, cengkeh, kayu manis, dan juga komoditas lain yang memiliki harga tinggi di pasaran Eropa kala itu.

Baca juga: Di Balik Kasus Ibu Jambak Anak di Gresik, Sang Ayah Ternyata Pergi dari Rumah Tanpa Kejelasan

Cerita seputar loji VOC di Jalan Basuki Rakhmat ini, sempat disinggung oleh Budayawan Gresik Kriswanto Adji Wahono atau yang biasa dikenal dengan Krisadji AW, dalam karyanya yang dimuat dalam situs karyakarsa.com bertajuk 'Pabrik Bedil di Bawah Pohon Wunut'.

Dalam tulisan Krisadji disebutkan, sejarawan Belanda H.J. De Graaf pernah menulis jika pada 27 April 1602 Laksamana Jacob van Heemskerck berlabuh di Pelabuhan Gresik, yang kemudian mendirikan sebuah kantor dagang Belanda pertama di kawasan Jawa Timur kala itu.

Tetapi karena kurang berhasil, maka tahun berikutnya didirikan lagi sebuah kantor di Gresik oleh Laksamana Wijbrand van Warwijck, pada 25 November 1608.

Pada saat itu, wilayah Bedilan Gresik dalam kekuasaan Raja Surabaya yang berkedudukan di Sidokare (Sidoarjo).

Bangunan yang saat ini digunakan sebagai kantor pos di Jalan Basuki Rakhmat, saat itu berdiri atas izin dari raja Portugis dengan janji tidak akan menarik bea cukai dan pajak, dengan syarat Belanda dilarang untuk mengganggu orang Portugis.

"Dulu itu selain loji, juga ada benteng yang dibangun. Namun benteng itu kini tidak bersisa dan sudah menjadi wilayah pemukiman warga," ujar Krisadji saat ditemui, Rabu (29/9/2021).

Baca juga: GNI Gresik, Saksi Bisu Sejarah, Simbol Gotong Royong Masyarakat yang Sempat akan Dibongkar

 

Loji VOC yang kini masih eksis sebagai kantor pos di Jalan Basuki Rahmat, Gresik.KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH Loji VOC yang kini masih eksis sebagai kantor pos di Jalan Basuki Rahmat, Gresik.
Kepala loji saat itu adalah Dirck van Leuwen, seorang ahli permata termasyhur yang akrab dengan orang Jawa.

Keberadaan loji sangat menunjang aktivitas di Pelabuhan Gresik pada saat itu, yang menjadikan kapal-kapal kompeni sering berlabuh di Pelabuhan Gresik.

"Setelah benteng di Jalan Basuki Rakhmat hancur, Belanda kemudian membangun Benteng Lodewijk di Mengare (Kecamatan Bungah)," ucap Krisadji.

Sementara loji yang sekarang ditempati sebagai kantor pos di Jalan Basuki Rakhmat, diduga terkoneksi dengan beberapa bangunan lain dalam menunjang aktivitas bongkar muat di Pelabuhan.

Termasuk, Desa Bedilan yang sebelumnya terdapat pabrik senjata api. Nama Bedilan diambil dari kata bedil yang dalam Bahasa Jawa berarti senjata api.

Baca juga: Viral, Video Ibu di Gresik Jambak Anaknya karena Tak Mau Makan, Polisi Turun Tangan

Pandangan disparbud

Senada, Kepala Seksi Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Gresik Khairil Anwar mengamini, bila kantor pos Jalan Basuki Rakhmat tersebut dulunya merupakan loji VOC.

Khairil mengaku, sudah melihat secara langsung bangunan tersebut bersama staf Disparbud Gresik.

"Dasar saya di antaranya, ada tatanan ruang layanan, juga brankas tanam yang saya lihat masih orisinil. Sebagai bangunan pada zaman VOC, itu sudah memenuhi syarat. Difungsikan sebagai gudang penyimpanan dan kantor pos juga waktu itu," tutur Khairil.

Baca juga: Cerita Mantan Nakhoda Kapal Jadi Kades di Gresik, Pernah Ditentang Warga, Kini Ubah Kawasan Kumuh Jadi Desa Miliarder

Selain itu, keberadaan loji VOC tersebut sebenarnya terkoneksi dengan bangunan serta area lain yang letaknya tidak berjauhan.

Koneksi tersebut dihubungkan dengan akses, yang saat ini menjadi Jalan Kyai Ageng Pinatih.

Di mana sekitar loji, juga masih terdapat bangunan maupun rumah kuno khas zaman VOC.

"Nah, kalau bentengnya sudah tidak ada dan sekarang menjadi pemukiman warga. Sementara di markas Polsek Gresik kota, itu merupakan asrama pasukannya, tapi sama juga sudah tidak ada," kata dia.

Khairil mengatakan, kendati dirinya percaya bangunan tersebut merupakan peninggalan zaman VOC, namun memang tidak ditemukan tahun pembuatan bangunan tercantum, seperti layaknya yang biasa dijumpai di bagian depan atau ruang tamu bangunan.

Baca juga: Mengenal Reti Iyang, Kuburan Batu Megalitikum dengan Relief Ikan di Sumba Timur dan Kisah Umbu Mehanguru Mehataku

 

Salah satu bangunan kuno yang masih ada di Jalan Basuki Rahmat, Gresik, selain loji VOC.KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH Salah satu bangunan kuno yang masih ada di Jalan Basuki Rahmat, Gresik, selain loji VOC.
Kawasan kota tua

Khairil menambahkan, sesuai dengan keinginan dari Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, maka kawasan di sepanjang Jalan Basuki Rahmat diwacanakan menjadi kawasan kota tua.

Sepanjang jalan nantinya akan dijadikan sebagai wisata sejarah dengan beberapa sentuhan tanpa menghilangkan unsur cagar budaya.

"Keinginan Pak Bupati itu ingin mengembalikan kota tua di kawasan itu. Kami (Disbudpar Gresik) sudah ada konsep, yang disepakati sebagai Kota Bandar lantaran dekat dengan Pelabuhan Gresik," ucap Khairil.

Sebagai langkah awal menciptakan kawasan kota tua di sepanjang Jalan Basuki Rahmat, Disparbud bersama Dinas PUPR Gresik bakal mengembalikan kondisi jalan menjadi double track.

Baca juga: Kisah Kades Nyentrik di Gresik Angkat Desa Miskin Jadi Desa Miliarder Pakai Resep Gila

Karena sesuai informasi yang diperoleh oleh Disparbud Gresik, dulunya kawasan Jalan Basuki Rahmat merupakan lalu lintas dua jalur.

"Selokan itu sudah ada sejak dulu, meski dulunya tidak sempit seperti sekarang. Sebab dulu akses perahu atau kapal ukuran kecil itu bisa melaju di sana," ujar Khairil.

Khairil menjelaskan, untuk jalan yang hilang di Jalan Basuki Rahmat itu berada di sisi selatan. Sementara akses menuju Pelabuhan Gresik, ruas jalan yang hilang berada di utara.

Kedua jalan tersebut mengapit aliran kali, yang kini telah berubah menjadi selokan.

Pemkab Gresik berkeinginan, menjadikan sepanjang Jalan Basuki Rahmat dan beberapa sekitarnya menjadi tempat pariwisata sejarah.

Setelah tempat wisata tersebut berdiri, diharapkan akan mampu memberikan kesejahteraan dalam menunjang penghidupan warga yang bermukim di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com