SEMARANG, KOMPAS.com - Fenomena manusia silver semakin marak di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Baru-baru ini kemunculan manusia silver yang ternyata seorang pensiunan polisi sempat menyita perhatian publik.
Berdasarkan data dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang, dalam setahun belakangan tercatat telah terjaring 300 manusia silver yang mengemis di jalan protokol.
Baca juga: Berkaca Kasus Agus Si Manusia Silver, Pengamat: Gaya Hidup Anggota Polri Harus Berubah
Jumlah tersebut kian bertambah semenjak pandemi Covid-19 merebak.
Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan, hampir sebagian besar manusia silver yang terjaring razia berasal dari luar kota.
Menurutnya, pendapatan harian dengan menjadi manusia silver memang cukup tinggi.
"Sehari mereka bisa dapat banyak sekitar Rp 100 ribu," ujar Fajar kepada wartawan, Kamis (30/9/2021).
Pihaknya tidak akan tebang pilih saat melakukan penertiban terhadap manusia silver, anak jalanan, gelandangan maupun pengemis.
Sebab, aturan tersebut sudah tertuang dalam Perda Nomor 5 Tahun 2014 tentang penanganan anak jalanan, gelandangan, dan pengemis di Kota Semarang.
Baca juga: Terimpit Utang Rp 150 Juta, Alasan Mantan Polisi di Semarang Jadi Manusia Silver
Tak jarang, pihaknya juga beberapa kali menemukan manusia silver yang merupakan pensiunan.
"Namun kami tegaskan kami tidak tebang pilih," tegas Fajar.