Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Dinsos Lebak Tilap Uang Bantuan Korban Bencana Rp 341 Juta, Terbongkar karena Ini

Kompas.com - 30/09/2021, 18:59 WIB
Acep Nazmudin,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Seorang pejabat eselon III Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Lebak berinisial ET dilaporkan ke Inspektorat karena menggelapkan uang bantuan korban bencana.

Baca juga: Menahan Tangis, Bupati Non-aktif Muara Enim Minta Rekening Keluarganya Dibuka, Merasa Dizalimi KPK

Dari hasil penyelidikan internal Dinsos Lebak, uang tersebut masuk ke kantong pribadi ET.

Baca juga: Eks Sekdis Pendidikan dan Pegawai Honorer PU Banten Jadi Tersangka Korupsi Studi Kelayakan Lahan SMA/SMK

ET kemudian dilaporkan ke Inspektorat Kabupaten Lebak oleh Kepala Dinas Sosial Lebak Eka karena ET tidak memiliki itikad baik untuk mengembalikan uang bantuan tersebut.

"Sedang digarap Inspektorat, dugaannya menilap bantuan korban bencana periode Februari-Maret 2021 sebesar Rp 341 juta," kata Eka saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (30/9/2021).

Terbongkar

Eka mengatakan, ulah ET diketahui pada April 202, setelah ET tidak melaporkan bukti penyaluran bantuan untuk korban ke Dinsos Lebak.

Selain itu, pihaknya juga mendapat laporan dari sejumlah korban yang menanyakan dana bantuan tak kunjung diberikan.

Uang bantuan tersebut seharusnya disalurkan untuk korban bencana kebakaran, banjir, hingga longsor di sejumlah kecamatan yakni Curugbitung, Cigemblong, Cikulur, dan Cibeber.

Eka kemudian membentuk tim investigasi internal setelah mengendus gelagat tidak baik dari ET. Hasilnya, ET terbukti tidak menyalurkan bantuan.

Sebelum ET dilaporkan ke Inspektorat, Dinsos Lebak lebih dahulu memberikan kesempatan kepada ET untuk mengembalikan uang tersebut. Namun, tidak dilakukan pelaku.

"Janji akan diberikan sebelum lebaran Idul Adha, janji terus, dipanggil berkali-kali tidak hadir, akhirnya saya laporkan ke Inspektorat setelah konsultasi ke bupati dan sekretaris daerah," kata dia.

 

Inspektur Inspektorat Lebak Halson Nainggolan membenarkan tengah menangani laporan dugaan korupsi tersebut.

Pemeriksaan sudah dilakukan sejak satu bulan yang lalu. Sejumlah orang sudah dipanggil, termasuk ET.

"Iya, sudah ditangani, sudah diperiksa," kata dia.

Dari pengakuan pelaku saat dimintai keterangan, uang tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi karena desakan kebutuhan ekonomi.

Halson mengatakan, hasil pemeriksaan diperkirakan akan keluar pekan depan.

Salah satu rekomendasi dari pemeriksaan tersebut adalah demosi atau turun jabatan dari Eselon III mejadi staf.

ET juga dibebankan kewajiban untuk mengembalikan seluruh uang yang dikorupsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Regional
9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com