Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Gabriel, Sukarelawan KKO Dalam Konfrontasi RI-Malaysia, Kini Terbaring Tak Berdaya

Kompas.com - 30/09/2021, 17:24 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Membuat tato GGKU untuk kenangan

Dalam penahanan, Gabriel yang saat itu masih sangat muda, mengaku stres dan khawatir tidak akan bebas.

Para penjaga penjara selalu memberikan pukulan dan berkata, bebas atau tidaknya pejuang Indonesia, tergantung Soekarno.

"Nasib ke depan dalam suasana pertempuran tidak ditahu, kami yang saat itu masih cukup muda memutuskan membuat kenangan dengan saling mentato lengan. Kami sebut itu tato Gerakan Gerilya Kalimantan Utara (GGKU). Saat itu Bapak Soekarno berniat mendirikan wilayah Kalimantan Utara," lanjutnya.

Tato GGKU memiliki lambang tengkorak dengan dua senapan yang terpasang bayonet berbentuk menyilang, tepat di bawah gambar tengkorak.

Baca juga: Istri Anggota DPRD Nunukan Dipolisikan, Diduga Lakukan Cyberbullying kepada Remaja

Gabriel menegaskan, tato tersebut adalah sebuah kebanggaan dan sebagai pengingat perjuangan mempertahankan kedaulatan NKRI.

"Ini bukan hanya tato, tapi perlambang persaudaraan dan kesetiaan terhadap Indonesia. Ini menjadi bukti bahwa pasukan kami menjadi bagian sejarah," tegasnya.

Keinginan dan harapan Gabriel

Semangat Gabriel saat menceritakan kisah Konfrontasi begitu kontras dengan fisiknya.

Usia, membuat penyakit asam uratnya kian parah.

Sehari harinya, ia lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur rumah petak sederhananya, Jalan Sei Sembilan, Nunukan Selatan.

Gabriel selalu mengikuti informasi dan perkembangan Indonesia.

Saat sehat, ia selalu menyisihkan uang Rp 4.000 setiap harinya untuk membeli Harian Kompas.

Istri Gabriel, Marta Tuto, mengaku sering menegur suaminya dan mengatakan lebih baik untuk membeli lauk saja ketimbang koran.

"Bapak marah kalau ditegur begitu. Sudah usia segitu, masih saja selalu mau tahu berita. Tapi begitulah dia, Bapak selalu marah marah kalau membaca berita korupsi," kata Marta.

Ia melanjutkan, suaminya juga pernah dipercaya untuk menjadi awak kapal tempur.

Baca juga: Ambil Paket Sabu Dalam Termos, 2 Pemuda Sampang Mengaku Dibayar Rp 10 Juta, Diduga Libatkan TKI di Malaysia

Sejak kembali bebas dari tahanan Malaysia, Gabriel pernah mengawaki empat kapal, di antaranya ada KRI Antang dan KRI Tongkol.

"Banyak kebisaan bapak, waktu berada di kapal perang, Bapak sering ajak teman temannya dari Adonara yang di Nunukan pulang kampung," imbuhnya.

Di usia senjanya, Gabriel mengaku kecil hati karena perjuangan para pahlawan seakan tidak lagi menjadi perkara yang disakralkan saat ini.

Perlakuan pemerintah terhadap eks pejuang atau veteran seperti Gabriel Luly tak seperti dulu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com