Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Husnan, Pengasah Pisau Jagal yang Bunuh Adik Ipar: Dia Sering Memaki Saya dengan Kata Kotor

Kompas.com - 30/09/2021, 11:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Husnan (45), warga Gubuk Mamben, Kelurahan Pagesangan Barat, Kota Matara mengaku tega membunuh adik iparnya, Fitriah karena korban sering memakinya dengan kata-kata kotor.

Hal tersebut diungkapkan Husnan saat gelar perkara di Polres Kota Mataram pada Rabu (29/9/2021).

Fitriah tewas dengan 23 luka tusukan setelah dianiaya secara sadis oleh Husnan pada Senin (20/9/2021). Fitriah adalah istri Masnun (44), yang tak lain adik pelaku.

Pemicu pembunuhan adalah hal sepele yakni ada gelas plastik bekas minuman yang diterbangkan angin dan jatuh ke pekarangan rumah Husnan.

Baca juga: Sambil Tertunduk, Husnan Meminta Maaf Telah Bunuh Adik Ipar, Kini Terancam Hukuman Mati

Selama ini Husnan tinggal bersebelahan dengan keluarga korban.

Menurut Husnan, semasa hidupnya korban kerap memanggilnya dengan sebutan nama yang membuatnya merasa terhina.

"Dia sering memaki saya dengan kata kotor, memanggil saya dengan kangkung, itu penghinaan dan sangat merendahkan, saya dendam, saya malam itu emosi dan langsung mengambil pisau," katanya.

Baca juga: Sosok Pembunuh Adik Ipar di Mataram, Pengasah Pisau Jagal, Sempat Dikira Mati karena Tak Pernah Keluar Rumah

Tusuk korban dengan pisau untuk buat lubang kunci

Husnan mengaku menganiaya korban dengan pisau yang dulu pernah digunakannya melubangi pintu ketika bekerja sebagai tukang kayu.

Pisau sepanjang 25 sentimeter itu juga kerap digunakannya membuat lubang kunci.

"Sekarang saya hanya bekerja mengasah pisau untuk kebutuhan orang yang mau jagal sapi, saya yang asah pisaunya, memang itu pekerjaan saya," katanya.

Sementara itu Kapolres Kota Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi mengatakan tersangka sudah lama memendam sakit hati pada korban.

Baca juga: Kronologi Pengasah Pisau Jagal Bunuh Adik Ipar di Mataram, Dipicu Sampah, Tikam Korban yang Tidur dengan Cucu

Puncaknya adalah pada Selasa (21/9/2021) dini hari. Pelaku masuk rumah dan menganiaya korban yang sedang beristirahat bersama suami dan cucunya.

"Meskipun lampu ruangan dalam keadaan mati, pelaku bisa membedakan mana korban karena saat itu suami korban (Masnun) tidak mengenakan pakaian, sasaran tersangka adalah Fitriah dan langsung menusuk korban," terang Kapolres.

Total ada 23 tusukan yang ada di tubuh Fitriah.

Dengam rincian delapan tusukan di bagian dada (jantung) dan ketiak, dua tusukan di ulu hati, tiga tusukan di perut, satu tusukan di paha kiri sisi luar, satu di atas kemaluan, satu tusukan di pantat kiri, tiga tusukan di tangan kiri dan tiga tusukan lain di tangan kanan korban.

"Tusukan di tangan itulah yang menunjukkan bahwa korban melakukan perlawanan, membuat suami korban terbangun, dan langsung menghalau tersangka," kata Heri.

Baca juga: Gara-gara Sampah Bekas Minuman Terbang ke Pekarangannya, Pengasah Pisau Jagal Bunuh Adik Ipar secara Sadis

Suami korban yang terbangun sempat mengejar pelaku yang tak lain kakak kandungnya sendiri.

Namun pelaku malah mengadang adiknya dengan tombak. Tak lama kemudian warga berdatangan untuk mengamankan Husnan.

Aparat pun mengamankan sejumlah barang bukti berupa sebuah pisau dengan panjang 25 sentimeter, sebuah baju berwarna hitam yang dikenakan korban saat kejadian, sebuah bantal dengan motif bunga mawar berwarna merah, dan sejumlah barang bukti lainnya.

Baca juga: Seorang Anak Merekayasa Kasus Pembunuhan Ayahnya

Pelaku tak pernah keluar rumah

Kasus pembunuhan di Gubuk Mamben, Kelurahan Pagesangan Barat, Kota Mataram.KOMPAS.com/FITRI RACHMAWATI Kasus pembunuhan di Gubuk Mamben, Kelurahan Pagesangan Barat, Kota Mataram.
Aminah (54), keluarga korban dan pelaku mengaku tak menyangka Husnan nekat membunuh adik iparnya sendiri.

Selama ini ia mengira pelaku, Husnan sudah meninggal dunia karena jarang bergaul dan tak pernah terlihat saat keluarga datang ke rumah korban.

"Saya malah kira pembunuh saudara saya ini sudah lama mati karena dia tidak pernah kelihatan. Tahu-tahunya dia masih hidup dan bunuh iparnya sendiri dengan kejam," kata Aminah di rumah duka, Rabu (22/9/2021).

Hasnan, menurut Aminah, selama ini tinggal seorang diri dan tidak menikah. Sehari-hari kegiatannya mengasah pisau jagal.

"Dia itu tukang asah pisau jagal yang tajam untuk potong sapi, belum menikah sampai sekarang, mosot (bujang lapuk)," tuturnya.

Baca juga: Kronologi Penangkapan 8 Orang Terkait Kasus Pembunuhan Remaja di Sikka

Korban Fitriah, menurut Aminah dikenal sebagai orang yang sang baik. Sehari-hari Fitriah dikenal sebagai pedagang nasi yang memiliki banyak pelanggan. Ia berjualan di depan rumahnya yang sederhana.

Sementara itu Anggi Aulia (22), anak ketiga korban mengaku tak habis pikir sang paman tega membunuh ibunya karena masalah sepele yakni sampah.

"Iya itu hanya karena sampah gelas plastik pop ice, dia tega membunuh ibu saya. Saya ada di luar waktu kejadian, di depan sini," kata Anggi menunjuk balai-balai yang berjarak hanya 3 meter dari tempat kejadian perkara.

Baca juga: Pelaku Pembunuhan Sadis Mantri Hewan di OKU Timur Tertangkap, Motifnya Diduga Masalah Asmara

Anggi bercerita sang paman kerap berulah dan ia sempat akan melaporkan pelaku ke polisi.

Anggi khawatir sang paman nekat melukai dirinya dan keluarganya. Namun niatnya untuk melapor ke polisi tak direstui keluarganya dan masalah tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.

"Saya mau melaporkannya saja, karena dia suka aneh, tiba-tiba marah, mengamuk bahkan mengejar kami pakai pisau, saya pernah dikejar mau dibunuh, tapi semua melarang saya, sekarang sudah seperti ini," kata dia kesal.

Atas perbuatannya tersangka tersangka terancam hukuman mati atau seumur hidup atau 20 tahun penjara. Tersangka dijerat Pasal 340 Sub Pasal 338 KUHP, tentang pembunuhan berencana

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Fitri Rachmawati | Editor : Pythag Kurniati, Robertus Belarminus, Priska Sari Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com