GROBOGAN, KOMPAS.com - Bupati Grobogan Sri Sumarni berharap pemerintah sudi menutup keran impor jagung mengingat melimpahnya hasil panen jagung lokal.
"Mohon tidak ada impor jagung. Saya minta agar petani menikmati hasil panen, jangan impor. Baru dengar ada impor saja harga langsung jatuh. Kita bisa lihat banyaknya tanaman jagung di Desa Banjarsari yang siap panen di September sampai akhir tahun," kata Sri Sumarni kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat kegiatan "Panen Jagung Nasional" di Desa Banjarsari, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (29/9/2021).
Menurut Sri Sumarni, Kabupaten Grobogan merupakan salah satu lumbung pangan Provinsi Jawa Tengah dan nasional.
Baca juga: Mentan Pastikan Kecukupan Pasokan Jagung ke Perusahaan Pakan Ternak
Untuk komoditas jagung, perkiraan luas panen 2021 mencapai 121.200 hektar dengan produksi 783.700 ton, sehingga ketersediaan jagung di Grobogan siap memasok kebutuhan pakan ternak.
Dijelaskan, luas panen jagung di Kabupaten Grobogan khusus September ini 27.432 hektar dan produksinya sebesar 126.592 ton.
Sedangkan luas panen Oktober seluas 8.712 hektar dengan produksi 40.201 ton.
Untuk harga jagung dengan kadar air 17 persen sebesar Rp 5.000 per kilogram.
Baca juga: Bantuan 1.000 Ton Jagung Kementan Segera Habis, Peternak Ayam Blitar Tunggu Kepastian Janji Jokowi
Sedangkan harga jagung dengan kadar air 30 persen sekitar Rp 3.500 hingga Rp 4.000 per kilogram.
"Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo atas dukungan dan bantuan berupa benih, pupuk dan bantuan prasaran dan sarana lainnya. Capain jagung ini atas bantuan dari Kementerian Pertanian," kata Sri.
Selain hasil panen petani, stok jagung Grobogan terdapat di tiga pabrik pakan sebanyak 32.265 ton.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menekankan pentingnya penanganan pascapanen yang optimal, agar jagung petani dapat terserap dengan harga yang bagus.
Penanganan pascapanen pun penting agar petani cepat melakukan penanaman kembali.
"Lahan tidak boleh kita biarkan menganggur, justru lahan jagung harus semakin bertambah dan produktivitasnya pun naik," kata Syahrul.
Baca juga: Kementan Sediakan 1.000 Ton Jagung, Peternak di Blitar Masih Tunggu Kepastian Janji Presiden
Syahrul pun mendorong pemerintah daerah untuk menggunakan dana KUR, agar usaha pertanian khususnya jagung terus berkembang baik.
"Kita tanam bersama-sama semaksimal mungkin. Kebijakan Bapak Presiden menyediakan KUR sangat bagus, untuk sektor pertanian kita gunakan KUR Rp 55 triliun di mana kredit macetnya hanya 0,003 persen. Saya ajak semua pemerintah daerah untuk gunakan KUR,” katanya.
Menurutnya, berdasarkan pantauan pada minggu IV (20 September 2021), stok jagung nasional mencapai 2,85 juta ton.
Stok tersebut tersebar, dengan rincian 856.897 ton (31 persen) berada di pabrik pakan, 744.250 ton (27 persen) di pengepul, 423.502 ton (15 persen) di agen, 288.305 ton (11 persen) di pengecer, 276.300 ton (10 persen) di usaha lain atau pakan mandiri dan sisanya 6 persen berada di industri pangan, rumah tangga, dan lain-lain.
Baca juga: Harga Jagung di Pasaran Turun Jadi Rp 5.300 Per Kg, Peternak Blitar: Dampak Realisasi Janji Jokowi
Pada panen jagung ini, Mentan Syahrul Yasin Limpo juga menyaksikan penandatangan nota kesepahaman antara Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan dengan PT. Datu Nusra Agribisnis selaku pelaku usaha tentang kemitraan penyediaan stok jagung pakan ternak.
Nota kesepahaman ini merupakan kerja sama dalam penyediaan stok jagung untuk pakan ternak sehingga pasokan jagung ke peternak benar-benar terjamin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.