PURBALINGGA, KOMPAS.com – Narapidana (napi) Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, dibekali keterampilan merakit mainan anak miniatur Truk Oleng.
Setiap harinya napi Rutan Purbalingga berhasil membuat puluhan sampai ratusan mainan miniatur Truk Oleng dari dalam Rutan Purbalingga.
"Kami (Rutan) menjalin kerja sama dengan Doni Tirto Miniatur sebagai pihak ketiga, yaitu sekumpulan remaja desa Kalikajar Kecamatan Kaligondang yang selama ini memproduksi mainan jenis itu," kata Plt Kepala Rutan Kelas IIB Purbalingga, Bluri Wijaksono, Selasa (27/9/2021).
Baca juga: Lapas Jember Kelebihan Penghuni, Terisi 927 Narapidana padahal Kapasitas 390 Orang
Sebelumnya, napi yang akan bekerja harus lulus seleksi terlebih dahulu.
Setelah itu, para napi akan mengikuti pelatihan bimbingan kerja perakitan kerajinan Truk Oleng oleh pihak ketiga.
"Tidak semua warga binaan bisa mengikuti, sebelumnya mereka diseleksi melalui sidang tim pengamat pemasyarakatan (TPP) dan dilatih oleh pihak ketiga. Dari 172 warga binaan yang ada saat ini hanya 25 yang ikut dalam produksi," ujar Bluri.
Miniatur Truk Oleng berbahan dasar triplek atau playwood. Untuk suspensinya, limbah karet digunakan sehingga miniatur truk ini menjadi oleng jika disentuh.
Selain bisa bergoyang, miniatur truk dilengkapi dengan terpal tutup bak dan lampu led yang menjadi variasi tambahan.
"Tiap harinya, warga binaan kami dapat memproduksi 50 sampai 100 buah mainan. Perbuahnya dijual dengan harga Rp 100.000 melalui online oleh pihak ketiga," ungkapnya.
Menurut Bluri hasil dari penjulan mainan itu akan dibagi sesuai dengan perjanjian. Napi juga mendapatkan penghasilan dari aktivitas itu.
"Untuk uang hasil penjulan dibagi, pertama tentu untuk premi warga binaan, ada juga setor PNBP ke negara dan kas bimbingan kerja rutan," ucapnya.
Bluri terus berupaya memberikan ketrampilan kepada seluruh napi di Rutan Purbalingga.
Baca juga: Ganjar Pranowo Soroti Klaster PTM Purbalingga: yang Tidak Lapor, Bubarkan!
Aktivitas produksi seperti ini dilakukan agar saat bebas nanti para napi sudah memiliki keterampilan agar dapat beradaptasi dengan masyarakat.
“Semoga dengan melakukan program pembinaan seperti ini, nantinya mereka bisa kembali ke masyarakat dan menggunakan keterampilan yang telah mereka dapat di Rutan sehingga dapat hidup mandiri di masyarakat nanti,” tutur Bluri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.