LANDAK, KOMPAS.com – Bupati Landak, Kalimantan Barat (Kalbar), Karolin Margret Natasa meminta pemerintah pusat mendistribusikan vaksin secara merata dan tidak selalu mendahulukan vaksinasi di Pulau Jawa.
Menurut dia, hal ini mengingat target pemerintah yang harus segera menurunkan angka level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Indonesia.
“Selain menurunkan jumlah kasus dengan melaksanakan PPKM, target kita selanjutnya meningkatkan program vaksinasi. Maka, kami harap pemerintah tidak hanya mendahulukan masyarakat di Pulau Jawa, tetapi sudah saatnya memperhatikan di luar Jawa dan vaksin harus diberikan secara berkeadilan,” kata Karolin melalui keterangan tertulisnya, Rabu (29/9/2021).
Baca juga: Data Aplikasi Tidak Sinkron, Pemkab Landak Kalbar Mengaku Tak Dapat Jatah Vaksin Covid-19
Karolin juga mengeluhkan sistem ranking vaksinasi yang digunakan pemerintah untuk menakar distribusi vaksin ke daerah.
Menurut Karolin, saat ini, data aplikasi dengan data riil di lapangan tidak sinkron. Akibatnya, capaian vaksinasi di Kabupaten Landak rendah.
“Kabupaten Landak tidak mendapatkan stok vaksin pada minggu ke 4 September ini yang dikarenakan capaian angka vaksinasi yang masih rendah yakni 12,42 persen dengan menduduki peringkat ke 13 dari 14 kabupaten/kota di Kalbar,” terang Karolin.
Karolin menerangkan, sistem ranking tidak adil karena sebenarnya vaksinnya yang tidak ada.
“Kami harap pemerintah provinsi bisa menjembatani berbagai miskomunikasi dan memperbaiki update data, sehingga proses vaksinasi bisa kita tingkatkan,” terang Karolin.
Baca juga: Peserta Seleksi CPNS di Landak Kalbar Bisa Tes Antigen Gratis, Ini Lokasinya
Diberitakan, Bupati Landak Karolin Margret Natasa mengaku, untuk pekan ke-4 bulan September ini tidak mendapatkan kuota vaksin Covid-19 karena data di aplikasi Pcare dan SMILE tak sinkorn dengan riil lapangan.
“Di aplikasi menyebutkan masih ada 11.000 vaksin di Kabupaten Landak yang masih belum digunakan, namun fakta di lapangan vaksin tersbut sudah habis digunakan,” kata Karolin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/9/2021).
Selain itu, di berdasarkan aplikasi, baru ada 400 pelajar yang sudah mendapat vaksinasi, tetapi faktanya sudah sebanyak 6.000 pelajar.
“Aplikasi Pcare dan aplikasi SMILE yang merupakan aplikasi untuk memonitor perkembangan vaksinasi tidak update,” ungkap Karolin.
Karolin menerangkan, pihaknya telah melakukan pengecekan dan saat ini tim dari provinsi juga sudah melakukan meninjau langsung gudang vaksin di Dinas Kesehatan Kabupaten Landak.
“Hal tersebut tidak benar, kami hanya menyimpan kurang lebih sekitar 500 dosis Moderna untuk vaksin kedua. Dengan tidak sinkron tersebut pada minggu ke-4 ini kami tidak mendapatkan jatah vaksin dari provinsi,” terang Karolin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.