Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca Kasus Agus "Si Manusia Silver", Pengamat: Gaya Hidup Anggota Polri Harus Berubah

Kompas.com - 29/09/2021, 09:57 WIB
Riska Farasonalia,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Psikolog dan pengamat kepolisian Supriyadi menyoroti kondisi yang menimpa purnawirawan Polri Agus Dartono yang terpaksa menjadi manusia silver di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Berkaca dari persoalan itu, Supriyadi menilai bahwa sebagai anggota Polri harus mampu mempersiapkan diri untuk kehidupan yang akan dihadapi setelah pensiun.

"Pertama tentu pengendalian perilaku individunya, harus mampu membedakan saat dia masih bertugas dengan ketika sudah pensiun. Artinya harus memprediksi pendapatan yang diperoleh saat sudah pensiun dan sebelum pensiun," kata Supriyadi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/9/2021).

Baca juga: Cerita Agus, Pensiunan Polisi yang Terjaring Razia Saat Jadi Manusia Silver

Menurutnya, setelah purna tugas, gaya hidup anggota Polri tentu saja berbeda dengan pada saat masih bertugas.

Oleh karena itu, mantan polisi harus dapat mengendalikan diri terhadap kebutuhan hidup semasa pensiun sehingga harus cermat mengatur finansial.

"Mau tidak mau gaya hidupnya harus berubah. Termasuk seorang purnawirawan seperti Pak Agus itu. Kemampuan finansialnya sudah tidak sama seperti pada saat masih berdinas. Artinya harus mau mengubah gaya hidupnya karena menyesuaikan finansial yang diterima tiap bulannya," jelas Dosen Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta ini.

Supriyadi berpandangan, pilihan mengemis dengan menjadi manusia silver disebabkan kecenderungan obsesi yang berlebihan untuk menarik simpati banyak orang.

"Bisa jadi punya obsesi yang berlebihan. Kalau bahasa psikologi obsesif kompulsif. Jadi berpikir yang tidak logis. Sebelum dia purnatugas harusnya sudah mempersiapkan diri dengan penghasilan yang didapat agar cukup untuk kebutuhan," ungkap Supriyadi.

Menurutnya, selama ini calon purnawirawan Polri dalam masa persiapan pensiun (MPP) kurang diberikan perhatian.

"Dari sisi psikologis SDM Polri saya anggap gagal melakukan pembinaan terhadap purnawirawan. Sampai saat ini masih terus saya cermati calon purnawirawan yang MPP kurang sekali perhatiannya dari SDM Polri," ucap Supriyadi.

Ia mengatakan SDM Polri seharusnya memberikan pengarahan untuk calon purnawirawan agar tidak post power syndrome atau takut menghadapi masa depan setelah pensiun.

"Itu harus dipersiapkan sedini mungkin oleh Biro SDM agar bisa melakukan pembinaan kepada anggota Polri saat akan memasuki masa pensiun," ujarnya.

Baca juga: Mengemis Jadi Manusia Silver, Purnawirawan Polri Ini Dijanjikan Pekerjaan oleh Kapolres


Menurutnya, selama ini pembinaan yang dilakukan hanya sebatas pada saat perekrutan anggota baru, anggota mau sekolah, anggota yang mau naik pangkat, dan anggota melakukan penyimpangan.

"Pembinaan ke dalam terhadap perilaku anggota polisi khususnya yang mau pensiun hampir tidak ada. Maka anggota yang akan pensiun harus mendapatkan persiapan, ada pembinaan dari SDM Polri," kata Supriyadi.

Selain itu, lanjut dia, peran aktif persatuan purnawirawan (PP) Polri juga sangat penting dalam memberdayakan para anggotanya yang sudah pensiun.

"Ada PP Polri dan usaha-usaha dari Brata Bhakti untuk memberdayakan para anggotanya yang sudah purna," ucapnya.

Sebab, menurutnya, berkaca dari kondisi yang menimpa Agus menjadi pengingat bahwa PP Polri bisa berperan.

"Ini kan kasus baru yang muncul baru Pak Agus yang jadi manusia silver. Mungkin ada Pak Agus, Pak Agus lain merasakan hal yang sama cuman kan tidak terekspose," ungkapnya.

Ia pun mengapresiasi langkah Polrestabes Semarang karena memberikan kesempatan pekerjaan yang layak bagi Agus agar tidak lagi menjadi manusia silver.

"Jadi kalau diambil insiatif dari Kapolrestabes Semarang menurut saya sudah lumayan bagus. Istilahnya tidak hanya memberikan bantuan tapi memberikan kail agar di masa depannya tidak mengharapkan uluran tangan dari orang lain lagi," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com