SEMARANG, KOMPAS.com - Psikolog dan pengamat kepolisian Supriyadi menyoroti kondisi yang menimpa purnawirawan Polri Agus Dartono yang terpaksa menjadi manusia silver di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Berkaca dari persoalan itu, Supriyadi menilai bahwa sebagai anggota Polri harus mampu mempersiapkan diri untuk kehidupan yang akan dihadapi setelah pensiun.
"Pertama tentu pengendalian perilaku individunya, harus mampu membedakan saat dia masih bertugas dengan ketika sudah pensiun. Artinya harus memprediksi pendapatan yang diperoleh saat sudah pensiun dan sebelum pensiun," kata Supriyadi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/9/2021).
Baca juga: Cerita Agus, Pensiunan Polisi yang Terjaring Razia Saat Jadi Manusia Silver
Menurutnya, setelah purna tugas, gaya hidup anggota Polri tentu saja berbeda dengan pada saat masih bertugas.
Oleh karena itu, mantan polisi harus dapat mengendalikan diri terhadap kebutuhan hidup semasa pensiun sehingga harus cermat mengatur finansial.
"Mau tidak mau gaya hidupnya harus berubah. Termasuk seorang purnawirawan seperti Pak Agus itu. Kemampuan finansialnya sudah tidak sama seperti pada saat masih berdinas. Artinya harus mau mengubah gaya hidupnya karena menyesuaikan finansial yang diterima tiap bulannya," jelas Dosen Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta ini.
Supriyadi berpandangan, pilihan mengemis dengan menjadi manusia silver disebabkan kecenderungan obsesi yang berlebihan untuk menarik simpati banyak orang.
"Bisa jadi punya obsesi yang berlebihan. Kalau bahasa psikologi obsesif kompulsif. Jadi berpikir yang tidak logis. Sebelum dia purnatugas harusnya sudah mempersiapkan diri dengan penghasilan yang didapat agar cukup untuk kebutuhan," ungkap Supriyadi.
Menurutnya, selama ini calon purnawirawan Polri dalam masa persiapan pensiun (MPP) kurang diberikan perhatian.
"Dari sisi psikologis SDM Polri saya anggap gagal melakukan pembinaan terhadap purnawirawan. Sampai saat ini masih terus saya cermati calon purnawirawan yang MPP kurang sekali perhatiannya dari SDM Polri," ucap Supriyadi.
Ia mengatakan SDM Polri seharusnya memberikan pengarahan untuk calon purnawirawan agar tidak post power syndrome atau takut menghadapi masa depan setelah pensiun.
"Itu harus dipersiapkan sedini mungkin oleh Biro SDM agar bisa melakukan pembinaan kepada anggota Polri saat akan memasuki masa pensiun," ujarnya.
Baca juga: Mengemis Jadi Manusia Silver, Purnawirawan Polri Ini Dijanjikan Pekerjaan oleh Kapolres
Menurutnya, selama ini pembinaan yang dilakukan hanya sebatas pada saat perekrutan anggota baru, anggota mau sekolah, anggota yang mau naik pangkat, dan anggota melakukan penyimpangan.
"Pembinaan ke dalam terhadap perilaku anggota polisi khususnya yang mau pensiun hampir tidak ada. Maka anggota yang akan pensiun harus mendapatkan persiapan, ada pembinaan dari SDM Polri," kata Supriyadi.
Selain itu, lanjut dia, peran aktif persatuan purnawirawan (PP) Polri juga sangat penting dalam memberdayakan para anggotanya yang sudah pensiun.