Berdasarkan pengamatannya di sekitar lokasi semburan, Eko masih mencium aroma seperti belerang.
"Ada indikasi seperti gas yang baunya semacam belerang, jadi untuk kesehatan saya kira cukup mengganggu. Kami berusaha mendekat ke lokasi, kami dapati lumpurnya yang keluar dari dalam tanah sudah mengeras," jelas dia.
Baca juga: Legenda di Balik Lumpur Kesongo yang Telan 17 Ekor Kerbau, Kisah Ular Raksasa Jaka Linglung
Namun tampaknya, imbauan berupa pemasangan banner di lokasi tidak digubris oleh warga. Mereka tetap nekat untuk mendekat ke titik semburan.
"Saya bukan nekat, karena yang menunggu di sini, saya diizinkan masuk asal tidak menggunakan sepeda motor," kata Wahyudi usai memasuki titik di sekitar lokasi semburan lumpur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.