Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Populasi Bekantan di Lanskap Kubu Terancam Perburuan

Kompas.com - 28/09/2021, 17:36 WIB
Hendra Cipta,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com –Penurunan populasi bekantan (Nasalis larvatus) semakin mengkhawatirkan.

Alih fungsi lahan, perburuan liar, dan kebakaran hutan merupakan beberapa penyebab primata endemik Borneo ini perlu segera mendapatkan konservasi.

Tak semua kalangan sadar bekantan masuk sebagai salah satu hewan yang dilindungi. Sebagian orang mungkin mengenalnya sebatas maskot tempat rekreasi di Jakarta.

Baca juga: Dari Bekantan hingga Pesut, Keanekaragaman Hayati Lanskap Kubu di Kalbar yang Terancam Punah

Maka dari itu, Lembaga JARI Indonesia Borneo Barat, bersama Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) menggagas Rencana Aksi Pengelolaan Koridor Bekantan (RAPKB) di lanskap Kubu.

Rencana aksi ini sebagai upaya kolaborasi untuk menjaga, melindungi serta mengelola habitat dan populasi bekantan di sekitar lanskap kubu mengingat kawasan tersebut penting bagi spesies endemik.

Direktur JARI Indonesia Borneo Barat, Firdaus menjelaskan lanskap Kubu memiliki luas 732 ribu hektar, yang dalamnya memiliki variasi ekosistem yang unik, seperti mangrove dan gambut yang sangat luas.

Ilustrasi bekantan (Nasalis larvatus)Peter Gronemann/Wikipedia Ilustrasi bekantan (Nasalis larvatus)

Di lain sisi, lanskap Kubu juga didominasi oleh keberadaan berbagai manajemen unit, baik Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) maupun perkebunan.

Padahal, berdasarkan survei WWF Indonesia 2018 lalu, ditemukan terdapat 54 titik perjumpaan dalam koridor bekantan.

“Hal ini membuat konservasi spesies bekantan sangat tergantung pada pengelolaan manajemen unit tersebut. Ancaman kepunahan spesies bekantan semakin tinggi karena sebagian besar hidup di luar kawasan konservasi dan kondisinya terancam oleh konversi hutan, kebakaran, perburuan, perdagangan dan pembangunan,” kata Firdaus dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/9/2021).

Baca juga: Suharso: Pembangunan Ibu Kota Negara Tak Akan Ganggu Populasi Bekantan dan Masyarakat

Menurut Firdaus, para pemegang izin konsesi yang memiliki komitmen dalam upaya perlindungan Bekantan sendiri memiliki hambatan dan tantangan tentang manajemen konservasi spesies tersebut.

Berangkat dari hal itu, maka, kata Firdaus dibutuhkan panduan tentang Praktik Pengelolaan Terbaik (PPT) untuk membantu pemegang konsesi dalam pembuatan rancangan manajemen konservasi yang sesuai dengan kebutuhan bekantan.

Hal ini pun termaktub dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 56 Tahun 2013 tentang Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Bekantan tahun 2013-2022 merumuskan sejumlah kegiatan prioritas pengelola kawasan dalam meningkatkan usaha konservasi bekantan yang dapat menjamin keberlanjutan populasinya.

“Oleh karena itu, kolaborasi multipihak dalam pengelolaan habitat Bekantan sangat diperlukan dengan membentuk Koridor Bekantan di sepanjang sempadan sungai di Lanskap Kubu. Koridor ini tidak hanya untuk melindungi bekantan namun juga hutan mangrove sebagai tempat hidup satwa tersebut,” ujar Firdaus.

Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menggelar rapat gugus tugas Covid-19 bersama sejunlah instansi terkait sambil berjemur di bawah terik matahari di depan Halaman Kantor Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis (2/4/2020).dok Pemkab Kubu Raya Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menggelar rapat gugus tugas Covid-19 bersama sejunlah instansi terkait sambil berjemur di bawah terik matahari di depan Halaman Kantor Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis (2/4/2020).
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan, Rencana Aksi Pengelolaan Koridor Bekantan ini menjadi bagian dari “kepung bakul” dalam pengelolaan sumber daya alam.

“Ini menjadi bagian kepung bakul dalam pengelolaan koridor bekantan, sebagai bagian untuk manajemen konservasi yang lebih terukur dan lebih ditajamkan,” kata Muda.

Bila mengacu pada peraturan yang berlaku, menurut Muda, hal ini bisa mendorong prinsip keberlanjutan bekantan dan habitatnya.

Baca juga: Sempat Mengapung di Sungai, Seekor Bekantan Diselamatkan Warga

Utamanya, dalam meminimalisasi ancaman terhadap spesies tersebut, satu di antaranya perburuan.

Bukan hanya itu, Muda juga menekankan terhadap pemantauan keberadaan bekantan, serta perkembangbiakannya.

Hal ini patut menjadi perhatian, apalagi bekantan menjadi satu di antara potensi dalam sektor ekowisata.

“Bekantan punya nilai penelitian, maskot. Jadi, ada indikator ancamannya. Misalnya perburuan masih menjadi tantangan. Jangan sampai pemburu masuk ke dalam kawasan koridor tersebut,” jelas Muda.

Selain itu, data-data yang hasil pemantauan dan penelitian tersebut dalam diintegrasikan ke dalam database geospasial Kubu Raya.

Baca juga: Melihat Bekantan di Sungai Hitam

Tak hanya itu, Muda mengatakan hal ini bisa menjadi bahan pendidikan ekologis bagi masyarakat, terutama terhadap generasi muda terkait pentingnya menjaga keberadaan Bekantan.

“Pendidikan lingkungan terkait konservasi juga menjadi hal penting. Bagaimana melibatkan para pendidik mengedukasi peserta didik untuk peduli terhadap lingkungan. Kubu raya dapat menjadi ruang terbuka untuk pengelolaan kawasan konservasi dan ekonomi kreatif,” tutup Muda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Regional
Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Kilas Daerah
Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Regional
Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

Regional
Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com