Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motif Pembunuh Perempuan 25 Tahun di Kaltim karena Faktor Ekonomi

Kompas.com - 28/09/2021, 08:19 WIB
Zakarias Demon Daton,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - RS, pembunuh perempuan JW (25) di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), mengaku tega melakukan itu karena alasan ekonomi keluarga.

RS menceritakan, saat itu dia diminta korban untuk mengantar menemui seorang nasabah pada 15 September 2021 malam.

Saat itu dia mengaku ingin mengambil barang perhiasan emas milik korban.

"Tega membunuh karena kebutuhan ekonomi," ungkap dia kepada awak media saat dihadirkan tim Satreskrim Polresta Samarinda merilis kasus pembunuhan tersebut, Senin (27/9/2021).

Baca juga: Pembunuh Perempuan 25 Tahun di Kaltim Bukan Pacar, tapi Rekan Kerja

Pelaku tidak mendetail kebutuhan ekonomi yang ia maksud.

"Kebutuhan ekonomi, banyak," sambung dia.

RS bilang saat keduanya dalam perjalanan ia sempat setop mobil sebentar beli pisau di Indomaret seharga Rp 18.000.

Setelah di dalam mobil ia menikam korban sebanyak tiga kali. Selain tikam, dia juga menyekap korban dengan handuk dan tali rafia.

Kondisi korban tak berdaya, pelaku membawa ke Jalan Poros Samarinda-Tenggarong, Kutai Kartanegara, dan membuangnya ke semak-semak dalam kondisi hidup.

Sebelum buang, pelaku mengambil barang milik korban dari cincin dan kalung emas, dua unit ponsel dan uang Rp 500.000.

Setelahnya pelaku meluncur menggunakan mobil itu ke Tenggarong mengisi bahan bakar minyak kemudian balik ke Samarinda.

"Mobil itu ada darah jadi saya cuci sendiri rumah," terang dia.

Baca juga: Wanita 25 Tahun yang Sempat Hilang di Kaltim Ternyata Dibunuh Sang Pacar

Keesoknya harinya, pelaku masuk kerja seperti biasa.

Pelaku dan korban adalah rekan kerja salah satu perusahaan jasa keuangan di Samarinda. Pelaku sebagai sopir sedangkan korban marketing.

"Saya sempat masuk kerja seperti biasa, selama satu minggu (pekan)," kata dia.

Namun, di kantor ia pura-pura tidak tahu keberadaan korban.

Setelah kejadian itu, esoknya keluarga korban melaporkan kehilangan anggota keluarga ke polisi.

Wakapolresta Samarinda AKBP Eko Budiarto bilang dari laporan itu, Satreskrim Polresta Samarinda dibantu Polsek terkait bergerak menyelidiki.

Hasilnya, ditemukan bukti orang terakhir yang bertemu korban adalah RS.

RS kemudian dijemput polisi di kantor tempat kerjanya diperiksa hingga terkuak.

RS mengaku bersalah dan meminta maaf kepada keluarga korban.

"Mohon maaf kepada keluarga korban atas segala atas segala kelakukan saya," ucap dia.

Eko mengatakan, penemuan jasad korban atas petunjuk pelaku RS.

Di lokasi korban ditemukan dengan kondisi tersisa tulang belulang.

"Motifnya ingin merampok barang-barang korban," kata Eko.

Eko mengatakan hubungan keduanya hanya rekan kerja. Tidak ada hubungan asmara.

RS dijerat pasal berlapis yakni Pasal 340 dan 365 subsider 338 KUHP dengan ancaman kurungan penjara seumur hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Ditangkap, Sempat Kabur ke Ngawi

Pelaku Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Ditangkap, Sempat Kabur ke Ngawi

Regional
Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah, PJ Walikota Tanjungpinang Belum Diperiksa

Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah, PJ Walikota Tanjungpinang Belum Diperiksa

Regional
Anggota Timses di NTT Jadi Buron Usai Diduga Terlibat Politik Uang

Anggota Timses di NTT Jadi Buron Usai Diduga Terlibat Politik Uang

Regional
Pedagang di Mataram Tewas Diduga Ditusuk Mantan Suami di Kamar Kosnya

Pedagang di Mataram Tewas Diduga Ditusuk Mantan Suami di Kamar Kosnya

Regional
Pengurus Masjid Sheikh Zayed Solo Sempat Tolak Ratusan Paket Berbuka Terduga Penipuan Katering

Pengurus Masjid Sheikh Zayed Solo Sempat Tolak Ratusan Paket Berbuka Terduga Penipuan Katering

Regional
Mengenal Lebaran Mandura di Palu, Tradisi Unik untuk Mempererat Tali Persaudaraan

Mengenal Lebaran Mandura di Palu, Tradisi Unik untuk Mempererat Tali Persaudaraan

Regional
Pantai Pulisan di Sulawesi Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Pulisan di Sulawesi Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Ketua DPRD Kota Magelang Jawab Rumor soal Maju Pilkada 2024

Ketua DPRD Kota Magelang Jawab Rumor soal Maju Pilkada 2024

Regional
Order Fiktif Takjil Catut Nama Masjid Sheikh Zayed, Pengurus: Terduga Pelaku Ngakunya Sedekah

Order Fiktif Takjil Catut Nama Masjid Sheikh Zayed, Pengurus: Terduga Pelaku Ngakunya Sedekah

Regional
Gerombolan Bersenjata Tajam Kembali Berulah di Jalan Lingkar Salatiga

Gerombolan Bersenjata Tajam Kembali Berulah di Jalan Lingkar Salatiga

Regional
Elpiji 3 Kg di Semarang Mahal dan Langka, Pertamina Beri Penjelasan

Elpiji 3 Kg di Semarang Mahal dan Langka, Pertamina Beri Penjelasan

Regional
Suami Istri Jual Sabu-sabu di Riau

Suami Istri Jual Sabu-sabu di Riau

Regional
Katering Kirimkan 800 Porsi Buka Puasa Setiap Hari ke Masjid Sheikh Zayed Solo, Ternyata Diduga Korban Penipuan

Katering Kirimkan 800 Porsi Buka Puasa Setiap Hari ke Masjid Sheikh Zayed Solo, Ternyata Diduga Korban Penipuan

Regional
Hadiri Halalbihalal Pemprov Sumsel, Agus Fatoni: Silaturahmi Pererat Kesatuan dan Persatuan

Hadiri Halalbihalal Pemprov Sumsel, Agus Fatoni: Silaturahmi Pererat Kesatuan dan Persatuan

Regional
Ribuan Sampah Peraga Kampanye Menumpuk di Kantor Bawaslu Pangkalpinang

Ribuan Sampah Peraga Kampanye Menumpuk di Kantor Bawaslu Pangkalpinang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com