Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Museum Biasa, Museum Anak Bajang Tempat Berbagi Pengetahuan dan Simbol Kebhinekaan

Kompas.com - 27/09/2021, 19:09 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Peluncuran Museum Anak Bajang di Dusun Karangkletak, Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman sekaligus memperingati 40 tahun karya tulis Budayawan Sindhunata yakni "Anak Bajang Menggiring Angin".

Sindhunata atau akrab disapa Romo Sindhu mengatakan, selama 40 tahun karya tulisan cerita bersambung yakni Anak Bajang Menggiring Angin yang menjadi simbol seseorang yang selalu mencari kesempurnaan. 

Di dalam Museum Anak Bajang ini para seniman memberikan ilustrasi serta menjadikan museum ini sebagai kampus terbuka di mana ide-ide gagasan digodok sebelum melakukan eksekusi.

Baca juga: Museum Anak Bajang Resmi Dibuka, Masyarakat Bebas Interpretasi Karya Seniman

Salah satu area bernama Sindhu Sekoel didedikasikan untuk mengabadikan karya Romo Sindhu selama menjadi wartawan.

Di mana dirinya mengabadikan peristiwa, mengabadikan orang-orang kecil, hingga mengabadikan seniman-seniman ternama. Sebut saja mendiang dalang kondang Ki Manteb, Gito Gati, hingga mengabadikan para pengrawit.

Penggunaan nama sekoel bukanlah mengacu pada school yang berarti sekolah, tetapi mengacu pada bahasa jawa sekul atau nasi. Berarti membaca adalah kebutuhan sehari-hari seperti manusia Indonesia yang memakan nasi setiap harinya.

"Sindhu sekoel, sekoel itu bukan sekolah tetapi sego (nasi). Membaca itu bagaikan memakan nasi. Seluruh wilayah ini akhirnya jadi museum taman jurnalistik," kata Romo Sindhu saat ditemui di lokasi, Senin (27/9/2021).

Di dalam ruangan Sindhu Sekoel ini terdapat berbagai macam lukisan dari para seniman lukis. Mereka melukiskan berbagai macam dari mulai seorang dewi hingga wajah-wajah pemain sepak bola seperti Cristiano Ronaldo, dan Lionel Messi.

Terdapat pula patung-patung berukuran anak-anak, lukisan Nietzsche beserta bukunya, dan alat-alat yang digunakan wartawan pada masa ke masa seperti kamera analog, telepon genggam, alat perekaman dan lainnya.

Di sebelah gedung Sindhu Sekoel ada gedung yang dinamakan Kapujanggan, di tempat ini majalah tua yang sudah berumur 70 tahun yakni Basis ditampilkan edisi-edisinya.

Terdapat pula mesin ketik milik Douwes Dekker dan juga gramophone atau pemutar piringan hitam.

"Basis majalah tua sampai sekarang bertahan, sudah 70 tahun. Jadi tulisan-tulisannya kami amankan disana," kata Romo Sindhu.

Baca juga: Mahasiswi 19 Tahun di Balikpapan Tawarkan Investasi Bodong, Ratusan Orang Tertipu, Raup Duit Miliaran Rupiah

Selain menampilkan karya jurnalistik, lukisan, dan patung, museum ini mengangkat pluralisme di Indonesia. Di mana berbagai agama dapat hidup berdampingan di Indonesia.

Salah satu tokoh yang diangkat oleh Museum Anak Bajang adalah Gus Dur. Ada barang milik Gus Dur yang disimpan di museum ini yaitu sajadah.

Selain itu, relief Gus Dur menunggangi barongsai juga ada di museum ini, serta kitab bertuliskan huruf Arab di atas daun lontar turut dipajang di museum ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Sebanyak 78.572 Keluarga Berisiko Stunting di Bengkulu

Regional
Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Nyamar Jadi Sopir Ojek Online, Pria di Malang Curi Tas Pemilik Warung Nasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com