Kepala Desa Amakaka Thomas Tiro menjelaskan, vaksinasi di area pengungsian adalah sisa vaksindari Napasabok. Sehingga, ada masyarakat Amakaka dan Tanjung Batu yang tidak ikut divaksin.
"Sebagian bahkan hampir semua masyarakat tidak tahu ada vaksinasi di lokasi pengungsian. Sementara ini, vaksin untuk jatah Desa Amakaka belum ada. Nanti saya konfirmasi dengan pihak kesehatan terkait waktu," jelas Thomas kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin siang.
"Masyarakat tidak ikut vaksinasi itu memang ada yang takut, tetapi dominan karena tidak tahu ada jadwal vaksin," sambung dia.
Ia menyebut, di desanya itu yang yang sudah menerima vaksin adalah guru-guru, aparat desa, dan beberapa warga.
Baca juga: Usai Dilantik, Bupati Lembata Ancam Copot Kepala Dinas yang Terjerat Masalah Hukum
"Warga yang tahu dan dengar jadwal dan tempat vaksin itu terkadang ada yang sukarela datang sendiri ke lokasi vaksinasi," ujarnya.
Pemerintah Desa Amakaka selalu mengedukasi masyarakat tentang manfaat vaksinasi. Sehingga, masyarakat tidak perlu takut divaksin.
Ia mengatakan, pascabencana memang masih banyak warga di desanya memilih tinggal di hunian sementara di kebun masing-masing.
Dari 348 kepala keluarga di desa itu, lanjut dia, yang sudah kembali ke kampung sekitar 70 kepala keluarga, selebihnya masih memilih bertahan di kebun.
"Yang tinggal di kebun, alasannya masih trauma dengan peristiwa April lalu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.