Menurut Cok Ace, pelaku pariwisata juga telah menyiapkan diri dengan baik apabila pariwisata Bali dibuka untuk wisman.
Baca juga: RSUP Sanglah Denpasar Kremasi 25 Jenazah Telantar
Hingga saat lebih dari 2.000 hotel, restoran, dan destinasi pariwisata sudah mengantongi sertifikat cleanliness health safety and environment sustainability (CHSE) dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Atas dasar itu, pihaknya terus menyiapkan sejumlah skema untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk jika kasus Covid-19 di Bali kembali meningkat.
“Kita harus siapkan plan A, plan B dan C. Tentu saja kita tidak ingin seperti negara lain seperti Singapura yang awalnya sudah mau berdamai dengan Covid-19 namun sekarang menghadapi situasi buruk lagi,” terangnya.
Baca juga: Bali Bukan Satu-satunya Surga Wisata Indonesia, Jelajahi Juga 5 Surga Destinasi Super Prioritas Ini
Tiga skema yang dimaksud, pertama, jika kasus Covid-19 terus bisa dikendalikan, pembukaan pariwisata untuk wisatawan asing akan dilakukan di seluruh Bali.
Skema itu berdasarkan pertimbangan bahwa program vaksinasi Covid-19 dosis lengkap di Bali.
Skema kedua, jika kasus Covid-19 meningkat, wisatawan asing hanya akan diperbolehkan berkunjung ke kawasan zona hijau Covid-19 di Bali.
Zona hijau yang dimaksud, di antaranya wilayah Sanur di Kota Denpasar, Ubud di Kabupaten Gianyar dan ITDC Nusa Dua di Kabupaten Badung.
Baca juga: Patung Bung Karno Setinggi 8 Meter Dibangun di Buleleng Bali, Bakal Jadi Destinasi Wisata Nasional
Skema ketiga, jika kawasan zona hijau bisa menerima wisatawan asing karena terjadi lonjakan kasus Covid-19, maka pihaknya akan mempersempit cakupan wilayah yang bisa menerima wisman.
"Karena kita tentu tidak ingin pariwisata menjadi klaster baru penyeberan Covid-19," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.