BLITAR, KOMPAS.com - Temuan struktur bata kuno dan pecahan gerabah yang banyak ditemukan tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur di belakang RSUD Mardhi Waluyo Kota Blitar, diduga merupakan bekas hunian bangsawan era Kerajaan Majapahit.
Dugaan itu sekaligus memastikan bahwa temuan itu bukan situs pemujaan atau petirtaan suci seperti dugaan awal.
Tim BPCB Jatim diketahui telah menggali delapan lubang uji (test pit) sejak 20 September sampai 24 September 2021 dari lokasi titik struktur batu bata kuno pertama kali ditemukan di area persawahan Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sananwetan.
Baca juga: BPCB Jatim Survei Ekskavasi Struktur Bata Kuno di Belakang Rumah Sakit Kota Blitar
"Temuan fragmentaris gerabah paling banyak di 'test pit' pertama," ujar Ketua Tim Survei Nonuk Kristiana, pada hari terakhir survei, Jumat (24/9/2021).
Nonuk menjelaskan, penggalian delapan lubang uji itu merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data arkeologis dengan cepat, termasuk sebagai pertimbangan dalam menilai apakah suatu benda yang terpendam memiliki cukup potensi nilai cagar budaya.
Selama menggali delapan lubang uji ukuran sekitar 1 meter x 2 meter itu, tim yang terdiri dari sembilan orang tersebut menemukan ratusan pecahan gerabah kuno, pecahan mangkok keramik, gandek batu (alat penumbuk), dan lain sebagainya.
Namun tim belum menghitung persis jumlah pecahan gerabah dan keramik yang ditemukan selama kegiatan survei.
Baca juga: Reruntuhan Bangunan Diduga Candi Ditemukan di Bukit Sepi Angin Magetan, BPCB Jatim: 4 Arcanya Hilang
Menurut Nonuk, klasifikasi temuan juga belum dilakukan secara teliti. Namun fragmen gerabah dan keramik hampir seluruhnya merupakan pecahan dari perabotan yang memiliki kegunaan sebagai wadah.
"Pecahan-pecahan gerabah itu merupakan bagian dari jambangan, periuk, pasu, kendi, dan perabot penutup," jelasnya.
Semua temuan itu, kata Nonuk, terbuat dari bahan tanah liat.
Sementara sebagian merupakan gerabah kasar dan yang lainnya tergolong gerabah halus yang dibuat dengan metode pembakaran khusus.
"Perabot dengan fungsi sebagai wadah memang digunakan juga dalam ritus di tempat suci seperti candi dan petirtaan tapi jumlahnya tidak sebanyak ini," tambahnya.
Dugaan bahwa situs itu merupakan kompleks hunian dari masa kuno diperkuat dengan temuan gacuk yang biasa digunakan dalam permainan tradisional gedrik.
Gacuk biasanya terbuat dari batu atau keramik yang berukuran tak terlalu besar.
Selain itu ada pula gandek batu, alat menumbuk ramuan herbal atau bumbu rempah untuk masakan, meskipun pipisan atau lumpang kecil tidak atau belum ditemukan.