SUMEDANG, KOMPAS.com - Lulus sebagai sarjana fisika dengan IPK 3,1 tidak membuat Husna Ramdani (32) membatasi ruang lingkup pekerjaan.
Setelah lulus dari Universitas Padjadjaran pada 2015, Husna memilih mengikuti gairah yang dimiliki untuk mencari nafkah.
Akhirnya, dia terus menekuni bisnis yang telah ia rintis sejak masih kuliah, yakni membuka usaha konfeksi tas.
"Semasa kuliah, saya sudah menekuni bisnis. Tujuan awalnya, saya ingin bisa hidup mandiri," ujar Husna saat ditemui di toko konfeksi tas miliknya di Perum Cendikia 1, Jalan Kayu Jati Raya Nomor 30, Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (26/9/2021).
Baca juga: Jatuh Bangun Perajin Manisan Legendaris Cianjur di Tengah Pandemi
Pria kelahiran Cianjur ini menuturkan, sejak masa kuliah, niat untuk membuka usaha sudah muncul karena tidak ingin selalu bergantung hidup dari orangtua.
Selain itu, Husna menekuni bisnis karena ingin memberdayakan orang-orang di sekitarnya.
Semasa kuliah di Unpad, menurut Husna, dia bekerja sama dengan teman kuliahnya berbisnis di bidang percetakan.
"Waktu kuliah saya bikin buku seperti modul-modul kuliah. Hasilnya sangat cukup untuk bayar indekos di Jatinangor dan memenuhi kebutuhan sehari-hari," tutur ayah dari Azkan Fawwaz Alfarizi tersebut.
Husna menuturkan, memasuki tahun terakhir kuliah, ia melihat potensi bisnis lain.
Pada saat itu, di pasaran di sekitar wilayahnya belum banyak produk tas selendang/gendong bayi.
"Saya lihat waktu itu banyak sekali ibu-ibu yang bawa anaknya di motor tanpa pelindung. Dari sana, saya kepikiran untuk buat tas selendang untuk gendong bayi, supaya saat di motor bawa anaknya, ibu-ibu merasa tenang, karena tahu anaknya aman," sebut Husna.
Baca juga: Kisah Siboen, YouTuber Lulusan SD Berpenghasilan Capai Rp 150 Juta per Bulan (1)
Husna mengatakan, potensi bisnis tersebut didukung dengan banyaknya warga di sekitar rumah kosnya yang berprofesi sebagai penjahit.
"Waktu mau lulus itu saya juga bingung, sudah banyak orang yang saya rekrut, yang saya ajak kerja sama, dan sudah mengandalkan saya untuk mencukupi kehidupannya. Kalau saya hentikan bisnis percetakan buku juga enggak enak sama mereka. Jadi setelah melihat adanya potensi tas gendong bayi itu, saya jadi tenang, karena mereka bisa tetap ikut kerja sama saya," tutur Husna.
Singkat cerita, menurut Husna, tas selendang bayi buah karyanya ini diminati pasar.
Bahkan, ia sampai kewalahan memenuhi permintaan konsumen.
"Untuk memenuhi permintaan itu, saya libatkan penjahit di sekitar lingkungan tempat indekos. Hasilnya sangat memuaskan, permintaan pasar terus bertambah. Bahkan berkembang tidak hanya tas gendong bayi, tapi ke produksi jenis tas lainnya," kata Husna.
Lama-kelamaan, tas yang diproduksi tidak hanya tas gendong bayi, tetapi berupa tas promosi, tas olahraga, tas seminar, tas cendera mata, tas ransel, tas selempang, tas kantor, tas laptop, tas pakaian, tas wanita, dan jenis tas hadiah atau goodie bag.