Biasanya, warna yang dipilih adalah merah muda, hijau dan kuning.
Olahan kemudian dimasak hingga matang, lantas dbentuk sebesar biji kelereng.
Selanjutnya, biji-biji paladang dimasukkan ke dalam gula pasir, dan diaduk hingga merata.
"Selain sebagai pemanis rasa, gula pasir juga sebagai pemanis tampilan," kata Nyai.
Baca juga: Dapur Wajib Ngebul, Perjuangan Mantan Sopir Taksi Jadi Perajin Lampu Hias
Proses terakhir, manisan paladang dijemur di bawah sinar matahari hingga kering.
Setelah didiamkan beberapa saat, manisan paladang pun siap dikemas.
Nyai menyebutkan, manisan paladang buatannya selama ini dipasok ke sejumlah toko manisan maupun pusat jajanan oleh-oleh di Cianjur dan kawasan Puncak.
Ia mengemas produknya itu dalam toples dan plastik dengan ukuran berat 150-200 gram.
"Untuk harganya ada yang Rp 10.000 dan Rp 15.000, tergantung kemasannya itu," kata Nyai.
Ia berharap, pandemi segera berakhir agar kondisi perekonomian pulih, dan daya beli masyarakat kembali meningkat.
Nyai pun bertekad mempertahankan usahanya, dan bisa terus berkembang agar bisa lebih banyak lagi memberdayakan warga sekitar.
"Keinginan saya terdekat ini bisa mempekerjakan lagi pegawai yang sebelumnya terpaksa saya rumahkan itu," ujar Nyai.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.