Sedangkan Aji Usman, ayah Khana menyebutkan, dirinya kecewa pada sikap Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe yang tidak melakukan investigasi.
“Saya tak masalah. Saya ini orang sabar. Namun, bagaimana kasus yang sama menimpa anak orang lain. Saya aja tidak bisa terima anak saya dibegitukan," tutur Aji.
Dia mengatakan sudah memperingatkan petugas.
"Saya sudah ingatkan jangan vaksin anak saya, karena dia punya riwayat sesak napas," lanjut Aji yang juga Kepala Desa Blang Weu Panjoe, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe.
Baca juga: Sekolah Kembali Dibuka di Lhokseumawe, Guru Belum Divaksin Dilarang Mengajar
Dia mengaku, tim dinas kesehatan belum memeriksa dokter yang telah melakukan pemeriksaan seluruh ke siswa
“Harusnya diinvestigasi, apakah ini sesuai SOP (Standar Operasi Prosedur). Anaknya sudah bilang riwayat sakit tapi disuntik juga. Setahu saya itu melanggar SOP,” katanya.
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Said Alam Zulfikar menyebutkan dirinya sedang sakit dan meminta agar wartawan meminta konfirmasi pada Sekretaris Dinas Kesehatan, Helizar.
Sedangkan, saat dihubungi, Helizar hanya mengajak masyarakat berdoa agar Khana lekas sembuh.
Saat ditanya apakah penyuntikan vaksin terhadap Khana sudah sesuai SOP, Herlizar tidak menjawab.
Baca juga: Spanduk Salah Cetak Bertulis PPKM Level 4 Tersebar di Lhokseumawe, Sekda: Sudah Dilepas
Sebelumnya diberitakan, siswi SMK mengalami pusing, muntah-muntah dan sesak napas usai divaksin.
Dia sudah menyampaikan pada dokter memiliki riwayat sesak napas, namun dokter tetap mengizinkan Khana divaksin.
Orangtua Khana pun jauh hari sebelum vaksinasi sudah meminta guru tidak memvaksin anaknya, dengan alasan memiliki riwayat sesak napas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.